Mohon tunggu...
mona ^_^
mona ^_^ Mohon Tunggu... -

Chocolate lover | Travelling holic | Lovely alone

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tidak Lagi Permen

2 April 2011   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:12 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Biasanya kalau uang kembalian belanja di swalayan itu Rp.200,- atau kurang dari itu atau ada angka tidak genap, misal : Rp.X75, Rp.X25, maka pembeli akan 'dipaksa' untuk menerima permen. Dipaksa? Ya, karena tak ada kata sepakat dari pembeli untuk menerima permen tersebut. Lah, wong di warung-warung aja kalo mau dikasih kembalian permen atau yang lain penjualnya ngomong dulu kok.

Tapi, kemarin sore berbeda, saat antri di kasir dan memperhatikan pembeli yang ada di antrian depan, melihat ke arah monitor ada angka yang tidak genap dari jumlah kembalian, Rp.XX75,-. Awalnya menyangka hal seperti sebelumnya, pembeli tersebut pasti dipaksa nerima permen. Tapi, dugaan itu salah! Kasir mengembalikan uang tunai, tunai! Dan pembeli 'untung' Rp.25,-.

Tibalah giliran saya, hal yang sama terjadi, angka kembalian tidak genap, menduga lagi (prasangkaaaa teruuusss hehehe). Tapi....lagi nih....hal yang sama dengan pembeli sebelumnya terjadi, bukan dipaksa nerima permen, tapi kasir mengembalikan uang tunai, tunai!!!

Waaahhh surprise! Excited!!!
Mengapa surprise? Mengapa excited??

Yup, karena hari-hari ini saya sudah menuliskan surat untuk swalayan itu, sebagai tanda protes, emmm... lebih tepatnya pertanyaan tentang manajemen mengembalikan uang kepada pembeli.

Lupa sudah berapa lama, tapi sudah berbulan, swalayan itu setiap kali memberi uang kembalian (kalau keadaannya seperti yang saya ceritakan di atas) dengan semena-mena memberi permen. Awalnya sih berselang-seling, kadang kembalian berupa uang dan kadang permen, tapi lama-lama jadi dipaksa permen, bahkan pernah ngalamin kembalian seharusnya ada Rp.275,- yang dikembaliin cuma Rp.200,- aja dan ga dikasih permen. Weewww!!!

Seorang teman pernah bertanya ke kasirnya, setelah dipaksa untuk menerima 2 permen untuk kembalian Rp.2XX, " mbak, disini kekurangan uang receh ya?". Dan si kasir menjawab dengan agak enggak enak, " iya mbak", teman melanjutkan," hooo...di rumah saya banyak receh mbak, besok saya bawain ke sini ya mbak, biar bisa buat ngembaliin."

Saya juga pernah agak nyolot pas dikasih permen 1 biji, padahal uang kembaliannya Rp.205,- atau Rp.215,- (lupa yang mana), " mbak, disini harga 1 permen 200 ya?", Ehh...si mbak malah melotot trus ngambil 1 permen lagi dari lacinya dan dimasukin ke plastik belanjaan saya. Haaahhhhh?!?!?!?!!!

Surat belum sempat dikirimkan, ternyata kemarin sudah ada yang berbeda. Apa sudah banyak yang protes ya? Apa cuma di satu kasir itu aja? Kita lihat aja nanti...semoga memang lebih baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun