Mohon tunggu...
Ingatan Sihura
Ingatan Sihura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kebersamaan keluarga suatu kebahagiaan sejati.

If You Don't Learn, You Will Die (Jika Engkau Tidak Belajar, Maka Engkau Akan Mati). Sering Membaca, Sering Menulis Bicara Teratur. Menulis adalah satu minat yang ingin diaplikasikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca = Jendela Pengetahuan

22 Juli 2021   21:16 Diperbarui: 22 Juli 2021   21:30 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku dalam perpustakaan pribadi [Dok. Pribadi]

MEMBACA = JENDELA PENGETAHUAN

Di suatu sore hari saat sedang santai membuka media sosial milik pribadi, saya tertarik melihat sebuah gambar karikatur. Dalam gambar tersebut saya melihat bagaimana sederetan orang yang berbaju lusuh melewati lorong sebuah buku. Namun yang ketika melewati lorong buku tersebut, orang justru mengenakan jas dan dasi.

Tidak hanya sampai di situ, yang membuat saya lebih tertarik lagi adalah tulisan yang ada di bagian atas dan bagian bawah gambar itu: "A Good Book Can Change Your Life" (buku yang baik dapat mengubah hidup anda).

Saya kemudian membagikannya gambar tersebut di status WhatsApp. Berbagai tanggapan muncul dari teman-teman. Satu hal yang membuat saya tertarik adalah beberapa teman whatsApp melihat dan menanggapi dengan memberikan jempol. Ada juga teman yang mengatakan bahwa "Betul bro, dengan membaca buku kita mendapat berbagai ilmu pengetahuan".

Melihat adanya tanggapan yang demikian, saya kemudian melanjutkan dengan bertanya: "sudah berapa buku anda baca?", ia kemudian menjawab: "Itu dia, hingga saat ini masih belum ada waktu."

 Dari pengalaman di atas, saya menarik satu kesimpulan bahwa kita sadar dengan membaca buku, kita mendapat begitu banyak pengetahuan. Akan tetapi, minat untuk memulai membaca belum sungguh dimaksimalkan. Berbagai alasan dijadikan "biang kerok" untuk tidak membaca buku. Mulai dari masalah waktu, hingga kepada kesibukan dengan pekerjaan lain.

Hingga saat ini, saya sudah memiliki hingga 682 judul buku. Buku ini mulai saya kumpulkan sejak mulai kuliah pada tahun 2011. Buku yang sebanyak ini saya pastikan sudah membacanya 75 % per buku (Kecuali buku yang sifatnya aksidental, seperti: Kamus, Kitab Suci, Tafsiran dll).

Buku dalam perpustakaan pribadi [Dok. Pribadi]
Buku dalam perpustakaan pribadi [Dok. Pribadi]
Dalam membaca buku ini, saya tidaklah sekaligus membacanya dari awal hingga akhir (kecuali buku yang secara khusus diminati). Saya mempunyai beberapa prinsip membaca, diantaranya:
  • Buku yang sungguh diminati, dibaca dari awal sampai akhir. Dalam proses ini, saya selalu membawa buku tersebut dan dimana ada waktu luang, saya melanjutkannya.
  • Terlebih dahulu membaca pengantar dan membaca daftar isi. Dengan membaca pengantar buku, setidaknya kita mendapat gambaran aka nisi buku tersebut. Dari gambaran isi tersebut, daftar isi akan membatu untuk mencoba melihat halaman yang dengan topik yang sangat menarik perhatian dan mulailah membaca dari situ.
  • Menggunakan pembatas buku dan catatan kecil. Setelah melakukan poin ke dua diatas, hal yang paling membantu adalah dengan menggunakan pembatas buku dan catatan kecil. Hal ini sangat membantu apalagi dengan adanya sticky note yang bisa ditulis dan dilengketkan pada setiap lembaran.
  • Membaca dan memahami isi buku dengan pertanyaan bantuan. Karena system saya khususnya membaca tidak dimulai dari awal, saya membaca setiap halaman tersebut dengan membuat pertanyaan yang mengundang saya untuk mencaritahunya lebih dalam lagi. Pertanyaan pertama: "mengapa rupanya dia mengatakan demikian, apa alasannya?" Dengan pertanyaan ini, saya diharapkan untuk mencoba melihat kebelakang kembali. Pertanyaan yang kedua adalah: "Apa rupanya kelanjutan dari yang dimaksudkannya ini?" Pertanyaan ini, saya semakin dipacu untuk terus membaca sampai lembaran terakhir.
  • Jangan memaksakan diri untuk harus memahami isinya untuk saat itu juga. Banyak teman-teman yang datang ketempat saya dan mengatakan bahwa setelah memabaca buku, mereka justru tidak menemukan apa isi buku itu secara keseluruhan. Perkataan mereka ini sungguh juga saya alami sendiri. Namun untuk dapat memahami buku yang satu, kita harus membaca buku yang lain. Secara tidak sadar, apa yang telah kit abaca, ia akan selalu ada di bawah alam sadar kita. Namun dengan membaca buku yang lain kita akan mencoba mengingatnya kembali dan pelan-pelan akan menemukan isi buku tersebut terlebih jika bisa disandingkan dengan buku yang kita baca barusan.

Membaca memang hal yang sangat mudah, namun jika tidak membiasakan diri mustahil akan bisa terlaksana. Jika membaca hanya asal-asalan, maka pembawaannya akan mengajak kita untuk ngantuk. Namun jika membaca dari hati, lembaran pertama akan menjadi pemancing untuk melihat halaman seterusnya.

Sudah semestinya diketahui bahwa "buku adalah guru yang tidak pernah marah". Sebagaimana pun kita memperlakukannya, ia tetaplah menunjukkan apa isi yang dimilikinya. buku adalah guru yang selalu setia menunggu kapan kita datang belajar dari padanya.

Pada akhirnya, dengan membaca banyak buku, kita semakin disadarkan bahwa, sekian banyak buku yang kita baca, demikian pula kita mendapakan ilmu. Sebanyak apa juga kita menemukan ilmu itu sendiri, demikian juga tentunya ilmu yang kita tidak ketahui. Mari memulai, jangan tunda lagi. Kalau bukan sekarang, kapan lagi.

Semakin banyak membaca, semakin banyak menulis, bicaramu akan teratur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun