Mohon tunggu...
infri santi
infri santi Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

~~

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengaruh Hoaks terhadap Implementasi Informasi Elektronik dalam Masyarakat

11 Juli 2020   21:26 Diperbarui: 11 Juli 2020   21:19 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Universitas Internasional Batam

Teknologi telah menjadi bagian dari keseharian kita. Hal-hal seperti sosial media, internet sudah lumrah diakses oleh masyarakat pada umumnya. Sayangnya banyak informasi atau berita yang disebarkan secara individu atau berkelompok lebih banyak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau teindikasi hoax. Hoax menjadi lebih leluasa untuk diciptakan dan dapat menimbulkan konflik. Hal ini juga tentu menjadi ancaman juga bagi persatuan dan kesatuan bangsa.Dengan banyaknya pengguna teknologi dan internet, kebebasan dalam pemakaian nya pun juga sangatlah besar. Akibat hal tersebut, muncullah kesempatan penyebaran hoax dalam masyarakat. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk  mengangkat topik "Pengaruh Hoax Terhadap Implementasi Informasi Elektronik dalam Masyarakat".

  

Hoax adalah informasi yang sumber dan buktinya tidak jelas dan bersifat menyesatkan. Menurut KBBI, hoax adalah berita bohong atau berita yang tidak ada sumbernya. Tujuan hoax sendiri adalah agar permusuhan dan konflik sosial berbasis suku, ras, agama, dan antargolongan (SARA) dapat terjadi dalam masyarakat. Kekhawatiran soal hoax pernah disampaikan oleh Ketua Dewan Pers Yosep Stanley Adi Prasetyo yang mengungkap keuntungan bisnis media-media hoaks ini sangat menggiurkan, penghasilan dari hoax sendiri tiap bulan dapat mencapai Rp 30 juta .

Sebelumnya, kami lakukan wawancara dengan beberapa warga yang tinggal di daerah Perumahan Taman Kota Mas, kami telah menyiapkan beberapa pertanyaan mengenai topik kami dan mewawancarai warga setempat. Beberapa konklusi yang kami dapat melalui wawancara tersebut adalah  bahwa kebanyakan hoax berasal dari orang terdekat seperti keluarga dan kawan , dan informasi terkait hal tersebut paling banyak  tersebar melalui aplikasi seperti Whatsapp, Line, atau aplikasi messenger lainya.

Oleh karena itu, kami berupaya melakukan sosialisasi dalam mencegah hoax. Namun, dengan adanya pandemik COVID-19, akhirnya kami pun mencari alternatif lain dalam melaksanakan proyek kami dan dapat mengedukasi masyarakat dalam waktu yang sama. Kami akhirnya menggunakan media sosial sebagai perantara kami dalam menyampaikan edukasi mengenai hoax.

Salah satu solusi kami saat melaksanakan proyek kami adalah dengan menggunakan media sosial dan mengedukasikan orang terdekat kami mengenai hoax dan bagaimana cara memilahnya dengan baik. Kami menghubungi mereka dan bersosialisasi mengenai hal ini. Kami memberikan informasi seperti apa itu hoax, bagaiman ciri-cirinya, apa dampaknya kepada masyarakat, dan bagaimana cara menanggapi informasi dengan benar. 

Kami juga mendesain poster agar dapat menvisualisasikan mengenai pentingnya mencegah hoax.

Kesimpulannya adalah hoax memang sudah menjadi hal yang sering kita temui, namun itu bukan berarti telat bagi kita dalam mencegah dan belajar dalam mengetahui mana itu hoax dan mana yang bukan. Ayo kita sama-sama menjadi generasi yang cerdas dan bijak bersama!\

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun