Mohon tunggu...
Informasi Islam
Informasi Islam Mohon Tunggu... Tutor - Artikel Tokoh Islam

Jaya Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Pemikiran Muhammad Baqir As Shard tentang Ekonomi Islam

23 Oktober 2021   13:21 Diperbarui: 23 Oktober 2021   13:35 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Biografi Muhammad Baqir As Shard

Muhammad Baqir Ash Shard salah satu tokoh ekonomi Islam yang kurang dikenal banyak orang, beliau adalah seorang ulama besar yang memiliki pengetahuan luas tentang Islam dan cukup berpengaruh terhadap perkembangan islam.

Muhammad Baqir As Sayyid  Haidar bin Ismail Ash Shard itulah nama lengkap beliau, ia dilahirkan di Kazhmiyah, Iran pada tanggal 1 Maret 1935 M atau pada bulan Dzulqa'dah tanggal 25 1353 H dan Beliau adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Keluarga Baqir adalah keluarga yang sangat religius dan berpendidikan tinggi, maka dari itu sejak kecil ia susah memiliki tanda-tanda kejeniusan dimana sejak usia 10 tahun Muhammad Baqir sudah berani ceramah di depan umum dengan ceramah bertema sejarah dan kultur islam, bahkan ia mampu menangkap isu isu terkini pada zamannya tanpa bantuan seorang guru dan itu ia pelajari sendiri.

Pada usia 13 tahun Muhammad Baqir As Shard diajarkan oleh kakaknya tentang Ushul Fiqh, dan 3 tahun kemudian ia hijrah ke Najaf sebuah kota yang memiliki ciri kultur islam yang khusus. Di sana ia menuntut ilmu yang lebih baik dalam hal ilmu Islam, oleh karena itu ia selalu bersentuhan dengan filsafat dan sosiologi, pengalaman intelektual nya lah membuat Muhammad Baqir tumbuh menjadi pemuda yang memiliki kapasitas pengetahuan yang komprehensif dan mempunyai karakter yang kuat. Menginjak usia 30 tahun Muhammad Baqir menjadi seorang Mujtahid sekaligus sebagai pemikir Ekonomi Islam yang menguasai ilmu-ilmu tafsir, filsafat dan hadist nabi, ia mampu berceramah dengan fasih mengenai pemikiran isu isu barat yang berkembang dan hal itu mendapat perhatian serius dari kalangan umat muslim dan non muslim. Pada saat itu beliau dilambangkan sebagai sosok kebangkitan intelektual di Najaf.

Pada usia 40 tahun Muhammad Baqir mulai menulis sebuah ensiklopedia memaparkan tentang "usul ghayay al fikr fi al ushul". Kota Najaf merupakan kota yang menjadi tempat tinggal baqir dan keluarga, disanalah ia menghabiskan waktunya sehari-hari hingga meninggal dunia.

B. Pandangan Muhammad Baqir As Shard tentang Ekonomi Islam

Menurut Muhammad Baqir ekonomi Islam adalah aktivitas perekenomian manusia yang mengedepankan kemaslahatan umat dan dilakukan dengan penuh rasa keadilan bagi seluruh pelakunya. Ekonomi Islam memiliki landasan hukum kegiatan yang semuanya berada dan bersumber dari Al Qur'an dan As Sunnah. Perbedaan sudut pandang akan menghasilkan rangkuman bahwa tidak ada yang dapat di musyawarahkan, Karena masing-masing individu memiliki pandangannya sendiri, disinilah Muhammad Baqir As Shard menolak pandangan tersebut, karena pandangan itu diperoleh dari ilmu ekonomi  yang mengatakan bahwa masalah ekonomi timbul karena adanya kelangkaan sumber daya ekonomi/scarcity dan kebutuhan makhluk hidup yang sifatnya tidak terbatas.Muhammad Baqir Al-Sadr berpendapat bahwa, ilmu ekonomi tidak pernah bisa sejalan dengan Islam. Hal tersebut dikarenakan keduanya berasal dari filosofi yang berbeda yaitu, satu anti Islam dan yang lainnya Islam. Perbedaan pandangan tersebut berdampak pada perbedaan cara pandang keduanya dalam melihat masalah ekonomi.21 Muhammad Baqir Al-Sadr mengatakan bahwa, segala sesuatunya sudah diukur dengan sempurna. Allah SWT telah memberikan sumber daya yang cukup bagi seluruh manusia di dunia. Pandangan tersebut terdapat pada bukunya yang fenomenal, yaitu Iqtishdun (Ekonomi Kita).22 Menurut ilmu ekonomi, masalah ekonomi muncul akibat karena adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang tidak terbatas, sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Muhammad Baqir Al-Sadr menolak pernyataan tersebut. Hal tersebut dikarenakan Islam tidak mengenal adanya sumber daya yang terbatas. Muhammad Baqir Al-Sadr menggunakan dasar dalil pada QS. Al- Qamar (54) ayat 49.

Selain itu,Muhammad Baqir Al-Sadr berpendapat bahwa, masalah-masalah ekonomi ada dikarenakan masalah distribusi kekayaan yang tidak merata. Muhammad Baqir Al-Sadr merujuk firman Allah SWT dalam QS. Ibrahim ayat 32-34: Allahlah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu
berbagai buah-buahan menjadi rejeki untukmu dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya). Dan Dia telah menundukkan bagimu malam dan siang. Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah SWT, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah SWT).
Muhammad Baqir Al-Sadr merujuk ayat tersebut dengan pendapatnya bahwa, permasalahan ekonomi muncul disebabkan dua faktor yang mendasar. Faktor tersebut adalah karena perilaku manusia yang melakukan kezaliman dan karena manusia yang mengingkari nikmat Allah SWT. Menurut Muhammad Baqir Al-Sadr potensi sumber daya ekonomi yang diciptakan Allah SWT di alam semesta ini begitu banyak dan melimpah, baik sumber daya yang terdapat di darat maupun sumber daya yang berada di laut. Jika sumber daya tersebut dikelola dengan baik dan bijaksana, maka semua individu yang hidup di dunia ini dapat hidup secara layak dan manusiawi. Namun pada kenyataannya, tidak semua individu dapat menikmati sumber daya yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT. Keutamaan pemikiran Muhammad Baqir Al-Sadr adalah negara memiliki peran yang sangat penting, yaitu menciptakan dan menjaga keadilan sosial.  Menurut Baqir Al-Sadr, negara harus menetapkan standar hidup yang bisa dijadikan acuan untuk menciptakan keadilan sosial. Penyimpangan terhadap distribusi ini menurut Muhammad Baqir Al-Sadr akan menciptakan kekacauan di sektor riil dan akan berakibat  terciptanya krisis ekonomi.

Kelompok 9 MK. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam :

HANUM SRI LESTARI ( C1F020089 )
YULIANI DWI FAUZIANTO ( C1F020095 )
NOVI NUR KHOLIFAH ( C1F020103 )
DOSEN PENGAMPU : DR. NURIDA ISNAENI, S.E., M.Si.

Universitas Jambi

Prodi Ekonomi Islam FEB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun