Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Stigmatisasi Terkait AIDS terhadap TKI/TKW

13 April 2011   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:51 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini memang mulai terdeteksi HIV/AIDS pada tenaga kerja Indonesia (TKI), terutama tenaga kerja wanita (TKW), yang pulang ke Indonesia. Tes HIV terhadap TKW yang baru pulang diskriminatif karena TKI laki-laki dan penduduk lain yang baru pulang dari luar negerti tidak menjalani tes HIV.

Dikabarkan: Tahun 2010 terdeteksi 59 TKI yang pernah bekerja di Malaysia mengidap HIV/AIDS. Januari - April 2011 ditemukan sembilan TKI yang positif HIV/AIDS (TKI Tertular HIV/AIDS Saat Bekerja di Luar Negeri, TEMPO Interaktif , 12.4-2011).

Bertolak dari data di atas ada pertanyaan yang sangat mendasar, yaitu: Apakah 59 TKI yang terdeteksi HIV itu menjalani tes HIV sesuai dengan standar yang baku sebelum berangkat ke Malaysia?

Kalau jawabannya YA, maka kemungkinan besar mereka tertular HIV di Malaysia. Tapi, kalau jawabannya TIDAK, maka bisa saja mereka sudah mengidap HIV ketika berangkat ke Malaysia.

Menurut Kordinator Peduli Buruh Migran, Lily Pujiati, berdasarkan temuan Peduli Buruh Migran KTI tertular HIV karena berbagai sebab. Antara lain, pemakaian jarum suntik yang digunakan bergantian untuk pengobatan di penjara ketika TKI dihukum, kapas yang digunakan bergantian untuk membersihkan darah pada luka bekas hukuman cambuk, dan tertular dari suami yang berwarga negara asing yang mengidap HIV/AIDS.

Sayang, Lily tidak memberikan data yang lengkap tentang faktor risiko (mode of transmission) HIV pada 68 TKI yang terdeteksi HIV tsb. Data ini penting agar tidak terjadi stigmatisasi (pemberian cap buruk) terhadap TKI. Bisa saja mereka, terutama TKW, sudah terular HIV dari suaminya sebelum berangkat.

Dari tiga kemungkinan faktor risiko yang disebutkan Lily yang paling masuk akal hanya yang tertular dari suaminya. Tapi, perlu pula dipertanyakan: Apakah sebelum berangkat TKW itu menjalani tes HIV? Nah, kalau tidak tentulah tidak bisa dikatakan TKW itu tertular dari suaminya, yang disebut WN Thailand. Tentang suami yang meninggal: Apakah ada keterangan resmi bahwa kematiannya terkait dengan AIDS?

Seorang TKW yang terdeteksi HIV yang ditangani Peduli Buruh Migran adalah S alias Yuliana, 23 tahun, di Kec Paron, Kab Ngawi, yang pernah bekerja di Malaysia. Disebutkan: “Yuliana diduga tertular HIV/AIDS dari suaminya berwarga negara Thailand. Suaminya meninggal dunia dua tahun lalu.” Ya, apakah Yuliana menjalani tes HIV sebelum berangkat ke Malaysia?

Kalua jawabannya TIDAK, tentulah tidak bisa diduga tertular dari suaminya. Selain itu, apakah ada keterangan resmi tentang kematian suaminya yang mengatakan AIDS sebagai penyebag kematiannya?

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Upaya Kesehatan (P2UK), Dinas Kesehatan Kab Madiun, Soelistyo Widyantono, mengakui jika beberapa pengidap HIV/AIDS asal Kab Madiun adalah tenaga kerja. Soelistyo mengatakan: “Kasus HIV/AIDS di Kab Madiun ini rata-rata dibawa dari luar baik tenaga kerja yang bekerja di luar kota maupun TKI di luar negeri.”

Terkait dengan pernyataan Soelistyo pertanyannya adalah: Apakah TKI atau pekerja asal Kab Madiun yang akan ke luar negeri atau ke luar daerah menjalani tes HIV dengan standar baku sebelum berangkat?

Kalau jawabannya TIDAK, maka tidak ada alasan untuk mengaitkan penularan HIV dengan kerja di luar daerah atau luar negeri.

Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan, dan Produktivitas Tenaga Kerja Disnakertrans Kabupaten Madiun Suyadi mengatakan: “Sebelum diberangkatkan, calon TKI mendapat Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) di BNP2TKI Jawa Timur. Sosialisasi keselamatan kerja termasuk bahaya HIV/AIDS diterangkan saat PAP itu.”

Pertanyaan yang sangat mendasar adalah: Apakah materi HIV/AIDS disampaikan secara akurat? Artinya, cara-cara penularan dan pencegahan HIV disampaikan sebagai fakta medis. Yang dikhawatirkan adalah informasi yang disampaikan kepada TKI hanyalah wejangan moral.

Misalnya, apakah BNP2TKI Jawa Timur memberikan penjelasan kepada calon TKI tentang cara-cara mencegah penularan HIV jika seorang TKW diperkosa? Soalnya, di beberapa negara tujuan TKW sudah banyak kasus HIV/AIDS pada penduduk asli yang menjadi majikan TKW yang dilaporkan.

Kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada TKW menunjukkan keteledoran pemerintah, dalam hal ini Depnakertras, dalam menangani TKI/TKW terkait dengan risiko tertular HIV, khususnya di luar negeri. ***

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun