Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kematian Pengidap HIV/AIDS di Kota Bitung, Sulawesi Utara, Bukan Karena HIV/AIDS

17 Agustus 2015   13:43 Diperbarui: 17 Agustus 2015   13:43 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* Disebutkan HIV bisa disembuhkan. Ini menyesatkan ....

“Waspada HIV/AIDS untuk warga Kota Bitung. Tercatat sudah puluhan nyawa yang melayang akibat penyakit tersebut seperti yang utarakan Komisi penanggulangan AIDS (KPA) selang 10 tahun sudah banyak korban.” Ini lead pada berita “Sekitar 30 Warga Bitung Meninggal Dunia Akibat HIV/AIDS” di tribunmanado.com (16/8-2015).

Pernyataan ‘puluhan nyawa yang melayang akibat penyakit tersebut (HIV/AIDS-pen.)’ tidak akurat karena kematian pada Odha (Orang dengan HIV/AIDS) bukan karena HIV atau AIDS tapi karena penyakit-penyakit lain yang muncul pada masa AIDS (secara statistik antara 5 – 15 tahun setelah tertular HIV) yang disebut sebagai infeksi oportunistik, seperti diare, TBC, dll.

Salah satu faktor yang membuat HIV/AIDS jadi masalah besar adalah tidak ada tanda-tanda, ciri-ciri atau gejala-gejala yang khas AIDS pada orang-orang yang sudah tertular HIV/AIDS. Maka, tanpa mereka sadari para pengidap HIV/AIDS tsb., disebut Odha (Orang dengan HIV/AIDS), menularkan HIV kepada orang lain. Misalnya, melalui hubungan seksual pada suami-istri atau pada praktek pelacuran dan ganti-ganti pasangan.

Terkait dengan kematian Odha yang disebut pada selang waktu tahun 2006 sampai 2015, maka itu artinya Odha yang meninggal tertular pada rentang waktu antara tahun 1991 dan 2010 karena kematian Odha terjadi pada masa AIDS yang secara statistik terjadi antara 5-15 tahun setelah tertular HIV.

Maka, epidemi HIV di Kota Bitung sudah terjadi sejak tahun 1991. Itu artinya penularan HIV antar penduduk, terutama melalui hubungan seksual antara suami dan istri,  sudah terjadi. Hal ini dapat dilihat dari kasus HIV/AIDS pada ibu-ibu rumah tangga.

Disebutkan dalam berita "Kalau baru HIV masih bisa disembuhkan. Makanya jangan malu atau resah, jalani saja pengobatan dengan penuh kesabaran," tutur Dumingan. Pernyataan ini menyesatkan karena semua virus yang masuk ke dalam tubuh manusia tidak bisa dihilangkan sehingga virus itu ada dalam tubuh sampai mati.

Sekali HIV masuk ke dalam tubuh, maka HIV akan terus menggandakan diri antara 10 miliar sampai 1 triliun per hari. Virus tsb. menggandakan diri di sel-sel darah putih manusia sehingga sel-sel darah putih yang dijadikan virus sebagai ‘pabrik’ rusak. Itu artinya sistem pertahanan tubuh kian lemah karena banyak sel darah putih yang rusak karena dijadikan ‘pabrik’ oleh HIV ketika menggandakan diri.

Disebutkan pula dalam berita “Banyak penderita HIV yang berhasil disembuhkan mereka kini sudah kembali hidup normal dan diterima masyarakat sekitar.”

Tidak jelas ini pernyataan siapa, tapi yang jelas ini menyesatkan karena pengidap HIV/AIDS tidak bisa disembuhkan.

Sangat disayangkan berita yang bersumber dari sekretaris KPA Bitung, Ir James Rompas, ini tidak memberikan pencerahan kepada masyarakat, justru sebaliknya menyesatkan. *** [Syaiful W. HarahapAIDS Watch Indonesia] ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun