Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Yang Jadi Masalah Besar di Jawa Tengah Justru Warga Pengidap HIV/AIDS yang Tidak Terdeteksi

14 September 2022   16:59 Diperbarui: 14 September 2022   17:18 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: dosomething.org)

Warga yang menjalani tes HIV di Yankes sudah terdata identitasnya dan sudah menjalani pengobatan dengan obat antiretroviral (ART)

"Karena dengan sebanyak data yang masuk ke kita, kita akan mengetahui. Karena kita tahu sendiri bahwa ketika kita bertemu dengan para penyintas HIV/AIDS ini, mereka mau terbuka saja, sudah nilai plus bagi kita. Karena apa? mereka bisa diobati, bisa dicegah. Jadi ketika mereka mau minum obat setiap hari, rutin, istiqomah minumnya, aman-aman saja." Ini pernyataan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen, dalam berita "Taj Yasin Minta Penderita HIV/AIDS Terbuka" di radarpekalongan.co.id (8/9-2022).

Disebutkan pula oleh Wagu Jateng, keterbukaan sangat dibutuhkan agar mereka cepat mendapatkan akses pengobatan.

Ada yang tidak akurat pada pernyataan Wagub Jateng di atas, yaitu: data orang-orang atau warga yang sudah terdeteksi HIV/AIDS ada di layanan kesehatan (Yankes), seperti Puskesmas dan rumah sakit umum daerah (RSUD) tempat mereka menjalani tes HIV.

Maka, secara empiris mereka terbuka dengan cakupan yang terbatas. Ketika menjalani tes HIV secara sukarela mereka menerima konseling sebelum tes dan sesudah tes.

Salah satu persyaratan untuk tes HIV adalah mereka menyatakan bahwa mereka akan menghentikan penularan HIV/AIDS mulai dari mereka. Itu artinya mereka akan minum obat antiretroviral (ARV) sesuai dengan resep dokter yang menangani mereka di Yankes.

Jadi, Pak Wagub tidak perlu lagi meminta mereka agar terbuka. Lain halnya kalau Pak Wagub ingin mereka terbuka di masyarakat. Ini persoalan lain karena masyarakat, bahkan tenaga medis (Nakes) di Yankes, ada yang belum siap untuk menerima Odha (Orang dengan HIV/AIDS) secara terbuka.

Baca juga: Bagaimana Antisipasi Penyebaran HIV/AIDS di Jawa Tengah?

Sudah jamak terjadi Odha menerima stigmatisasi (pemberian cap buruk atau negatif) dan diskriminsi (perlakuan berbeda). Itulah sebabnya sebagian Odha enggan terbuka di ranah publik.

Kalau ada kekhawatiran Pak Wagub terkait dengan potensi mereka menyebarkan HIV/AIDS tergantung dari konseling sebelum tes HIV. Soalnya, penulis beberapa kali menerima keluhan petugas di Yankes dengan ketus mengatakan: Tidak perlu harus menunggu, sekarang atau besok saja sama!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun