Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Peranan Orang Tua Menangani Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan (KJB)

4 Oktober 2021   19:46 Diperbarui: 4 Oktober 2021   20:11 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: news-medical.net)

Upaya untuk menangani anak-anak dengan kelainan jantung bawaan (KJB) sangat penting karena angka kejadian KJB di Indonesia berada pada angka 43.200 kasus dalam 4,8 juta kelahiran hidup. Jika dihitung lebih rinci berarti 9 anak lahir dengan KJB dari 1.000 kelahiran hidup.

Anak yang lahir dengan KJB hidup dengan gangguan fungsi dan struktur jantung. Yang perlu diketahui adalah jantung dibutuhkan untuk memompa darah agar mengalir ke seluruh bagian tubuh membawa oksigen dan nutrisi bagi sel-sel tubuh.

Untuk itulah Danone Specialized Nutrition Indonesia menyelenggarakan webinar dengan tema "Pentingnya Dukungan Nutrisi Tepat untuk Optimalkan Tumbuh Kembang Anak dengan Kelainan Jantung Bawaan" melalui You Tube @NutrisiBangsa, 29 September 2021. Webinar ini bersamaan dengan Hari Jantung Sedunia yang mengusung tema "Use Heart to Connect."

Webinar ini penting untuk memberikan informasi yang komprehensif kepada masyarakat, dalam hal ini orang tua yang mempunyai anak dengan KJB. Menurut Corporate Communications Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, melalui webinar diharapkan bisa menjadi sumber informasi bagi keluarga dengan anak KJB. Dengan memahami KJB dan nutrisi yang dibutuhkan keluarga berperan sebagai support system untuk anak-anak dengan KJB.

Komitmen Danone adalah anak-anak dalam kondisi dan keadaan kesehatan apapun harus tetap mendapat asupan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Untuk itulah orang tua harus memehami cara merawat dan memberikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak-anak.

Merawat anak dengan KJB tidak sama dengan anak tanpa KJB. Untuk itulah orang tua anak dengan KJB harus selalu memastikan anak mendapatkan penanganan dan perawatan sesuai dengn kondisinya.

Ilustrasi (Sumber: Nutrisi Untuk Bangsa)
Ilustrasi (Sumber: Nutrisi Untuk Bangsa)

Perwakilan dari Komunitas Keluarga Kelainan Jantung Bawaan (KKJB) dan Komunitas Little Heart menyampaikan pengalamannya dalam webinar, Yuli Lestari, berkisah tentang pengalamannya. Setelah anaknya lahir ketika menyusu napas dan detak jantungnya cepat sehingga menyusunya terputus-putus.

Dokter Spesialis Anak Konsultan Kardiologi, dr Rahmat Budi Kuswiyanto, Sp.A(K), MKes, di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jabar, mengatakan pemeriksaan saturasi oksigen pada anak baru lahir dapat menjadi pemeriksaan dalam deteksi dini penyakit jantung bawaan. Tindakan yang dilakukan jika ditemukan gejala adalah stabilisasi dan pertolongan pertama untuk memperbaiki keadaan umum. Lagi pula saat lahir tidak semua anak dengan KJB menunjukkan gejala.

Maka, diperlukan pemeriksaan dini. Hasil pemeriksaan medis anak Yuli, misalnya, menunjukkan anaknya didiagnosis dengan KJB. Disebutkan anaknya harus dioperasi. Yuli paham kondisi anaknya sehingga dia rajin konsultasi dengan dokter spesialis jantung dan dokter ahli gizi. Hal itu dilakukan Yuli untuk mendukung tumbuh-kembang anaknya.

Maka, di komunitas anak dengan KJB orang tua saling membantu satu sama lain, baik melalui dukungan moril maupun materiil. Komunitas mendorong orang tua agar semangat kebersamaan mendukung usaha yang terbaik untuk Si Buah Hati.

Soalnya, gangguan gizi pada anak dengan KJB membuat anak sering sakit. Hal ini bisa terjadi karena daya tahan anak terus turun.  Seperti dikatakan oleh Dr dr I Gusti Lanang Sidhiarta, SpA(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Mutrisi dan Penyakit Metabolik, bahwa anak dengan KJB memiliki risiko yang signifikan terjadinya ketidakseimbangan energi yang dapat menyebabkan malnutrisi.

Dokter yang juga Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Bali ini kemudian mengatakan, "Kebutuhan gizi terutama energi dan protein pada pasien KJB lebih besar dari yang direkomendasikan berdasarkan kebutuhan fisiologis, usia dan berat badan. Sementara toleransi volume cairan terbatas karena adanya disfungsi jantung.

Ilustrasi (Sumber: Nutrisi Untuk Bangsa)
Ilustrasi (Sumber: Nutrisi Untuk Bangsa)

Maka, terapi nutrisi pada anak dengan KJB adalah memastikan agar kalori dan protein yang diberikan kepada anak mencukupi. Hal ini untuk meningkatkan berat badan anak. Salah satu terapi nutrisi pada anak dengan KJB di atas usia satu tahun aalah dengan memberikan susu formula tinggi kalori.

Lebih jauh Dr Sidhiarta mengatakan bahwa perbaikan gizi anak dengan KJB dapat mencegah atau menurunkan angka kesakitan dan kematian. Di sisi lain perbaikan gizi mendorong tumbuh kembang anak secara optimal. Hal ini akan mempengaruhi keberhasilan operasi jantung anak kelak.

Dokter Rahmat mengingatkan bahwa tujuan penanganan anak dengan KJB berorientasi untuk mencapai medical goals yaitu meningkatkan kapasitas fungsional, mengontrol faktor risiko, mencegah progresivitas penyakit, dan mengurangi risiko kematian. Denga demikian penanganan anak dengan KJB juta terkait dengan Health Service Goals yaitu mengurangi waktu perawatan, penggunaan obat-obatan, dan perawatan ulang).

Orang tua anak dengan KJB juga dingatkan perlu mewujudkan Psychological Goals yaitu meningkatkan kualitas hidup dan kepercayaan diri anak, mengatasi kecemasan dan depresi anak agar tercapai Social Goals yaitu dapat menjalani kehidupan sosial yang layak dan mandiri. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun