Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Hanya Sebatas Orasi Moral

1 Agustus 2019   19:24 Diperbarui: 1 Desember 2019   08:34 961
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sosialisasi mengenai HIV/AIDS (Sumber: in.one.un.org)

Yang terjadi salama ini al. adalah penjangkauan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan bantuan donor asing. Tapi, sejak Presiden SBY memasukkan Indonesia dalam kelompok negara G-20 Indonesia tidak boleh lagi menerima hibah (grant) dari luar negeri. 

Akibatnya, penjangkauan terkendala dan kasus HIV/AIDS banyak ditemukan secara pasif yaitu ketika pengidap HIV/AIDS berobat ke Puskesmas atau rumah sakit dan tes HIV terhadap ibu hamil.

UNAIDS, Badan PBB yang mengangai HIV/AIDS melancarkan isu 90-90-90 yaitu 90 persen Odha tahu status HIV-nya, 90 persen dari Odha itu menjalani terapi ARV, 90 persen menekan kematian.

Disebutkan dalam berita: Mengejar target, pemerintah Indonesia meluncurkan strategi STOP atau singkatan dari Suluh Temukan Obati Pertahankan.

Persoalannya, apa cara-cara yang konkret untuk mendeteksi warga yang tertular HIV/AIDS tapi tidak menyadari bahwa dirinya sudah mengidap HIV/AIDS?

Tidak ada!

Itulah yang terjadi di Indonesia. Penanggulangan hanya di hilir yaitu tes HIV dan terapi ARV, sementara insiden infeksi HIV baru pada laki-laki dewasa terus terjadi. Bahkan, suami ibu-ibu hamil yang terdeteksi mengidap HIV/AIDS banyak yang menolak tes HIV sehingga mereka jadi mata rantai penyebaran HIV baru.

Keberhasilan Thailand menanggulangi HIV/AIDS adalah melalui program 'wajib kondom 100 persen' bagi laki-laki yang ngeseks dengan PSK di tempat-tempat pelacuran. Nah, ini dicangkok di Indonesia tapi praktek PSK tidak lagi dilokalisir sehingga intervensi tidak bisa dilakukan.

[Baca juga: Program Penanggulangan AIDS di Indonesia Mengekor ke Ekor Program Thailand]

Transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu yang melibatkan PSK langsung dan PSK tidak langsung sehingga insiden infeksi HIV baru terus terjadi. Laki-laki yang tertular HIV jadi mata rantai penyebaran HIV di masyarakat, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah.

PSK sendiri dikenal ada dua tipe, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun