Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

AIDS, Pernyataan Gegabah Komisioner KPAI

12 April 2019   08:14 Diperbarui: 12 April 2019   08:58 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: vikaspedia.in)

[Baca juga: Guru Agama Ini Kebingungan Anak Keduanya Lahir dengan AIDS]

Ada lagi pernyataan Retno: "Bikin iklan layanan masyarakat tapi yang keren. Zaman sekarang kan bisa pakai media sosial. Misalnya durasi satu menit, tapi berisi informasi. Pakai animasi biar menarik, yang penting informasinya sampai."

Bagaimana membuat iklan layanan masyarakat yang keren kalau informasi tentang HIV/AIDS dibatasi norma, moral dan agama. Menyebut kondom saja sudah membuat kegemparan. Nafsiah Mboi, misalnya, ketika menjabat menteri kesehatan pada pemerintahan SBY dicap sebagai 'menteri cabul' oleh seorang agamawan karena Nafsiah melakukan sosialisasi kondom.

Di eta otonomi daerah (Otda) pemerintah provinsi, kabupaten dan kota mempunyai regulasi sendiri sehingga Kemenkes tidak tida intervensi. Beberapa peraturan daerah justru berlawanan dengan kebijakan penanggulangan HIV/AIDS.

Disebutkan lagi: Penolakan semacam itu (penolakan terhadap siswa pengidap AIDS di beberapa daerah-pen.) berhubungan dengan masih rendahnya pemahaman warga mengenai seluk beluk HIV/AIDS serta cara penularannya.

Di awal sudah dijelaskan informasi HIV/AIDS yang selalu dibalut dengan norma, moral dan agama sehingga masyarakat hanya menangkap mitos dari informasi yang disebarkan.

Dengan kondisi seperti sekarang al. terjadi penolakan terhadap murid pengidap HIV/AIDS, apa langkah konkret yang dijalankan KPAI? *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun