Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Lagi-lagi Plagiat di Harian "Analisa" Medan

4 April 2019   22:06 Diperbarui: 4 April 2019   22:23 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: theconversation.com)

Untuk melengkapi data artikel tentang penyebaran HIV/AIDS di Sumut, penulis mencari informasi melalui Google (4/4) yang al. memunculkan ikon "Berita -- Meminimalisasi Korban HIV/AIDS di Sumut -- Harian Analisa".

Karena disebut berita langsung diklik yang ternyata adalah artikel di Harian "Analisa" Medan dengan judul "Meminimalisasi Korban HIV/AIDS di Sumut" - Oleh: Kusmin, pada edisi 4 Desember 2018. Penulis menyebut diri sebagai Sekretaris Dinas Perhubungan Pemkab Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

Lead artikel itu bahasan umum, tapi di bagian tengah lead ada tulisan: Yang perlu diingat adalah jumlah yang dilaporkan yaitu 19.728 tidak menggambarkan jumlah kasus HIV/AIDS yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es. Jumlah kasus yang terdeteksi (19.728) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut. (61 kata).

Penulis yakin bahwa alinea itu selalu jadi bagian dari artikel tentang HIV/AIDS. Betul saja ketika dicocokkan dengan alinea ke-3 di artikel "AIDS di Sumatera Utara, Diskriminasi dan Stigma Ada di Hilir" di Kompasiana, 20 November 2018 yang Diperbarui: 20 November 2018, benar-benar sama persis:

Yang perlu diingat adalah jumlah yang dilaporkan yaitu 19.728 tidak menggambarkan jumlah kasus HIV/AIDS yang sebenarnya di masyarakat karena epidemi HIV/AIDS erat kaitannya dengan fenomena gunung es. Jumlah kasus yang terdeteksi (19.728) digambarkan sebagai puncak gunung es yang muncul ke atas permukaan air laut, sedangkan kasus yang tidak terdeteksi di masyarakat digambarkan sebagai bongkahan gunung es di bawah permukaan air laut. (61 kata).

Di alinea ke-2 artikel tersebut ada pernyataan: Jika dikaitkan dengan epidemi HIV/AIDS, maka diskriminatif dan stigmatisasi ada di hilir artinya terjadi kepada warga yang sudah tertular HIV/AIDS. Dengan langkah ini sama saja dengan membiarkan warga tertular HIV/AIDS terlebih dahulu baru kemudian dicegah agar tidak mengalami diskriminasi dan stigmatisasi. (41 kata).

Pernyataan tersebut juga ada dalam artikel penulis di alinea pertama: Jika dikaitkan dengan epidemi HIV/AIDS, maka diskriminasi (perlakuan berbeda) dan stigma (cap buruk) ada di hilir artinya terjadi kepada warga yang (sudah) tertular HIV/AIDS. Dengan langkah ini sama saja dengan membiarkan warga tertular HIV/AIDS (dahulu) baru kemudian dicegah agar tidak mengalami diskriminasi dan stigmatisasi. (44 kata).

Penulis di "Analisa" hanya menghilangkan (perlakuan berbeda) dan (cap buruk) serta (sudah) yang sama sekali tidak membedakan makna dan artinya.

Tidak hanya dua alinea karena di alinea ke-6 artikel di "Analisa" ada pernyataan: Selama kasus HIV/AIDS yang ada di masyarakat tidak terdeteksi, maka selama itu pula insiden penularan HIV baru secara horizontal antar penduduk akan terjadi, terutama melalui hubungan seksual tanpa "pengaman lelaki" di dalam dan di luar nikah. Penularan terjadi tanpa disadari karena warga yang mengidap HIV/AIDS tidak menyadari mereka sudah tertular HIV karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan. (63 kata).

Pernyataan yang sama ada di artikel penulis di alinea ke-7: Selama kasus HIV/AIDS yang ada di masyarakat tidak terdeteksi, maka selama itu pula insiden penularan HIV baru secara horizontal antar penduduk akan terjadi, terutama melalui hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah. Penularan terjadi tanpa disadari karena warga yang mengidap HIV/AIDS tidak menyadari mereka sudah tertular HIV karena tidak ada tanda-tanda yang khas AIDS pada fisik dan keluhan kesehatan. (62 kata).

Menyebarkan artikel, apalagi tentang HIV/AIDS yang tidak seksi bagi banyak wartawan dan blogger, adalah langkah yang arif dan bijaksana, tapi tidak dengan cara-cara yang tidak jujur, tidak etis dan melawan hukum pula.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun