Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemuda dan Mahasiswa di Cilacap Tes HIV Pasangan Sebelum Seks

26 Juli 2018   10:01 Diperbarui: 26 Juli 2018   10:06 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: theconscioushealthcentre.com)

Marak seks bebas, pemuda di Cilacap pakai reagent HIV buat tes pasangan. Ini judul berita di merdeka.com (26/7-2018).

Jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Kabupaten Cilcaap sampai Maret 2018 dilaporkan 1.124 orang di Kabupaten Cilacap dengan faktor risiko 95 persen hubungan seksual.

Cara yang dilakukan pemuda dan mahasiswa di Cilacap itu, menurut Manajer Kasus di Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kabupaten Cilacap, Rubino Sriadji, yaitu penyalahgunaan alat tes HIV bermula dari pengakuan sejumlah pemuda dan mahasiswa yang berkonsultasi dan mengaku cemas terinfeksi HIV. Mereka bercerita bahwa banyak diantara kawan sebayanya membeli alat tes HIV secara online.

Berdasarkan pengakuan pemuda dan mahasiswa itu, Rubino yang juga Konselor VCT "Cahaya Pita" di RSUD Cilacap, mengatakan: "Dari temuan sejumlah konsultasi, ditengarai hal ini menjadi tren anak muda dan mahasiswa di Cilacap. Tujuannya agar bisa mengetahui sedini mungkin pasangan seksualnya terinfeksi HIV atau tidak." Jika hasil tes HIV yang mereka lakukan negatif, mereka tidak lagi memakai kondom ketika melakukan hubungan seksual.

Cara yang dilakukan pemuda dan mahasiswa di Cilacap, Jawa Tengah, itu benar-benar perbuatan orang dungu (KBBI: sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh) dan diskrimanatif karena:

Pertama, cara yang dilakukan pemuda tsb. tidak sesuai dengan standar prosedur operasi tes HIV yaitu dilakukan minimal tiga bulan setelah hubungan seksual berisiko dan penyalahguna narkoba dengan jarum suntik bergantian yang terakhir.

Bagaimana seorang pemuda yang akan ngeseks dengan seorang cewek mengetahui dengan pasti bahwa pasangannya yang akan dia tes HIV sudah melewati tiga bulan dari perilaku berisiko. Tentu saja tidak bisa!

Kedua, reagent mereka beli secara online. Ini tidak ada jaminan akurasi karena tidak direkomendasi oleh Kemenkes RI. Sedangkan Badan Kesehatan Sedua (WHO) merekomendsi reagent untuk tes HIV adalah ELISA.

Ketiga, setiap hasil tes HIV dengan ELISA harus dikonfirmasi dengan tes lain, seperti tes Western Blot atau dengan ELISA tiga kali tapi dengan cara yang berbeda dan reagent ELISA yang berbeda pula.

Nah, apakah pemuda Cilacap menjalankan standar ini? Jika standar ini tidak diterapkan itu artinya tes HIV tidak akurat.

Dok Pribadi
Dok Pribadi
Keempat, pada infeksi HIV dikenal masa jendela yaitu sejak HIV masuk ke tubuh sampai tubuh membentuk antibody HIV. Ini memakan waktu minimal tiga bulan. Nah, kalau tes HIV dilakukan pemuda Cilacap pada masa jendela hasilnya tidak akurat.

Kelima, tes HIV bukan mencari (virus) HIV di dalam darah, tapi mendeteksi antibody HIV.Maka, kalau tes HIV dilakukan di masa jendela itu artinya hasil tes bisa negatif palsu atau positif palsu.

Negatif palsu adalah hasil tes HIV tidak reaktif (negatif) karena belum ada antibody HIV, padahal sudah ada HIV di dalam darah.

Positif palsu adalah hasil tes reaktif (positif) karena reagent mendeteksi sesuatu tapi bukan antibody HIV padahal tidak ada HIV di dalam darah.

Risiko besar bagi pemuda Cilacap yang melakukan tes HIV ke pasangan sebelum seks jika tes HIV pada masa jendela karena hasil tes HIV adalah negatif palsu. Risiko tertular HIV sangat tinggi karena mereka tidak lagi memakai kondom, padahal hasil tes itu negatif palsu. Artinya, status HIV pasangan tidak diketahui dengan pasti.

Cara yang dilakukan pemuda di Cilacap itu pun diskriminatif karena pemuda itu sendiri tidak melakukan tes HIV. Ini merupakan perbuatan yang melawan hukum dan pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia (HAM).

Jika cara-cara yang dilakukan pemuda dan mahasiswa itu ditiru oleh laki-laki beristri, maka penyebaran HIV di Cilacap akan terus-menerus terjadi sebagai 'bom waktu' yang kelak berakhir pada 'ledakan AIDS'. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun