Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Awal Petaka Kelaparan Masyarakat Adat

25 Juli 2018   21:22 Diperbarui: 25 Juli 2018   21:34 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Permukiman Masyarkat Adat Mause Ane di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku (Sumber: alifurusupamaraina.blogspot.com)

'Mereka bertahan hidup makan daun': Kasus kelaparan di Maluku Tengah. Ini judul berita di "BBC News Indonesia" (25/7-2018),

Dalam berita tidak tegas disebut makanan pokok suku masyarakat Mause Ane yang berdiam di Morkelle di Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Seram, Provinsi Maluku. "BBC News Indonesia" hanya menyebutkan, dengan sumber seorang pendeta, kelaparan terjadi karena tanaman jagung dan padi mereka dirusak hama tikus dan babi.

Ini mengingatkan kita pada kelaparan di kawasan pegunungan Papua beberapa tahun yang lalu, seperti pada tahun 1989, 1997, 2004, 2005 dan 2009 yang menelan korban jiwa. Terakhir kasus kurang gizi di Merauke.

Kejadikan di Papua, khususnya di pegunungan, terjadi al. karena warga meninggalkan makanan pokok yaitu umbi-umbian. Hal ini terjadi karena pendatang dan transmigrasi membawa beras sehingga warga nyaman makan nasi lupa merawat tradisi. Sebelum ada beras warga mencabut umbi dan menaman kembali. Begitu seterusnya sehingga umbi tidak pernah habis [Baca juga: Antisipasi (Tragedi) Kelaparan di Tanah Papua].

Selain itu fluktuasi harga beras karena ongkos angkut yang mahal, dibawa dengan kapal terbang, juga jadi persoalan besar bagi warga pegunungan yang hanya mengandalkan barter hasil bumi dengan gula, garam, dll. Ketika harga beras melonjak tentulah warga kelabakan.

Biar pun pemerintahan Presiden Jokowi sudah 'membelah' Tanah Papua dengan jalan raya sehingga memudahkan penyaluran logistik sampai ke pedalaman, pemerintah setempat perlu tetap menjaga kearifan lokal terkait dengan pangan.

Bukan hanya Papua, beberapa daerah seperlu Maluku yang dulu makan sagu kini beralih ke nasi. Daerah-daerah ini bukan lahan persawahan sehingga produksi padi akan terkendala. Beras pun didatangkan dari luar pulau. Madura juga yang dahulu mengansalkan jagung kini beralih ke beras. Apakah produksi padi di Madura cukup untuk konsumsi warga?

Yang mengubah pola makan warga di beberapa daerah adalah pendatang dan program transmigrasi. Pedatang biasanya pegawai atau pedagang yang memegang kendali perekonomian sehingga tidak akan terganggu biar pun harga besar melonjak.

Bertolak dari pengalaman buruk dan pahit di beberapa daerah karena perubahan makanan pokok, al. karena program transmigrasi, ada baiknya transmigrasi tetap mengikuti pola makanan pokok di daerah mereka ditempatkan. Ini jadi penting karena pembukaan areal sawah baru tidak selamanya membawa hasil yang baik, misalnya, di daerah gambut.

Kondisi itu pada akhirnya memaksa transmigran membeli beras juga. Warga setempat yang juga makan nasi karena perubahan membutuhkan beras yang banyak. Karena permintaan tinggi dan pasokan rendah, harga pun jadi permainan pedagang yang akhirnya memukul warga dan transmigran.

Masyarakat Adat Mause Ane di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku (Sumber: BBC News Indonesia/BPBD KABUPATEN MALUKU TENGAH)
Masyarakat Adat Mause Ane di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku (Sumber: BBC News Indonesia/BPBD KABUPATEN MALUKU TENGAH)
Kembali ke suku Mause Ane. Tidak jelas apakah makanan pokok mereka jagung atau beras dahulu dan sekarang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun