Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Degradasi Etika Pemberitaan Media terhadap Korban KM Sinar Bangun

29 Juni 2018   14:34 Diperbarui: 30 Juni 2018   09:53 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: huiskerk.co.za)

Apakah redaktur dan sumber foto, dalam hal ini Basarnas, tidak memikirkan dampak pemuatan foto dan video korban KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba (18/6-2018) melalui media massa dan media online terkait dengan perasaan keluarga korban?

Foto dan video itu merupakan hasil jelajah robot Remotely Operated Vehicle (ROV) yang dioperasikan Basarnas untuk menemukan bangka kapal dan korban.

Media cetak mainstream ada yang taat asas sehingga tidak memuat foto yang menunjukkan korban kapal di dasar danau, sedangkan media lain ada yang menjadikannya sebagai foto utama.

Ada juga media yang mengaburkan foto korban. Pemuatan foto itu tidak selayaknya karena dengan melihat korban di foto tersebut memicu kekesalan karena korban dibiarkan belasan hari tergeletak di dasar danau.

Keluarga korban pun akan mengidentifikasi foto melalui pakaian dan sepatu yang jelas tampak pada foto yang dimuat sebagian media. Keluarga korban kian penasaran jika membaca judul berita ini: MENGEJUTKAN! Jasad Korban KM Sinar Bangun Masih Utuh, Tergeletak di Dasar Danau Toba (medan.tribunnews.com, 29/6-2018).

Judul ini pun tak pantas karena menyakitkan keluarga korban: KM Sinar Bangun Karam di Danau Toba - Jenazah Korban KM Sinar Bangun Dievakuasi Gunakan Tali dan Alat Berat di Kapal Feri (tribunnews.com, 29/6-2016).

Keluarga korban akan membayangkan jasa anggota keluarganya ditarik dengan tali dari dasar danau. Tentu saja ada kemungkinan tersangkut, dll. selama dalam penarikan. Sebut saja korban akan diangkat dengan peralatan yang sesuai dengan standar prosedur operasi penyelamatan.

Ada lagi media yang mengulas tentang proses kematian dan pembusukan korban sehingga tidak mengapung. Ini semua akan menambah kesedihan dan kepedihan bagi keluarga korban.

Analisis seperti itu cukuplah di ruang kuliah atau di pusat bantuan sebagai pegangan dalam bekerja. Tidak perlu dipublikasikan ke publik.

Ada lagi judul berita seperti ini: Korban KM Sinar Bangun Ditemukan, Ada Sosok Wanita Tidur Terlentang di Dasar Danau (medan.tribunnews.com, 28/6-2018). Ini bisa membuat keluarga korban histeris karena membayangkan jasad keluarganya terbujur kaku terlentang di dasar danau. Untuk apa mendeskripsikan posisi korban?

Dengan menampilkan foto yang menunjukkan kondisi korban media sudah menjadi pelaku sebagai penyebab kematian melalui kecelakaan KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba. Ini dikenal sebagai 'the second murder'. Tanpa kita sadari kita sudah menjadi 'pelaku' dalam kecelakaan kapal tsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun