Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kota Sukabumi Meningkat Karena "Seks Menyimpang"?

7 Juni 2018   06:51 Diperbarui: 7 Juni 2018   07:20 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: ir.voanews.com)

"Adapun, faktor penyebab meningkatnya kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi lanjut Fifi (Seketaris KPA Kota Sukabumi, Jabar, Fifi Kusumajaya-pen.), dikarenakan meningkatnya seks menyimpang di masyarakat, terlebih kemudahan akses transportasi menuju Kota Sukabumi." Ini ada dalam berita "Gawat! Kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi Semakin Mengkhawatirkan" (jabar.pojoksatu.id, 30/5-2018).

Kasus kumulatif HIV/AIDS di Kota Sukabumi tercatat 1.312 sejak tahun 2000 sampai Februari 2018.

Kondisi Hubungan Seksual

Jika disimakdari fakta yang disampaikan Fifi yaitu jumlah kasus HIV/AIDS yang terdeteksi pada priode Januari-Mei 2018 (lihat gambar) tidak jelas apa yang dimaksud dengan 'dikarenakan meningkatnya seks menyimpang di masyarakat' sebagai penyebab peningkatan kasus HIV/AIDS di Kota Sukabumi.

Lagi pula 'seks menyimpang' adalah jargon moral yang justru merusak sistem penanggulangan HIV/AIDS karena penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual bukan karena sifat hubnngan seksual (pranikah, di luar nikah, zina, seks menyimpang, free sex, melacur, dll.), tapi karena kondisi hubungan seksual (salah satu atau dua-duanya mengidap HIV/AIDS dan laki-laki tidak pakai kondom).

Bagan tabel
Bagan tabel
Maka, yang pas bukan karena sifat hubungan seksual, dalam hal ini Fifi menyebut 'seks menyimpang', tapi karena salah satu dari pasangan yang melakukan hubungan seksual, di dalam dan di luar nikah, mengidap HIV/AIDS dan laki-laki atau suami tidak pakai kondom setiap kali lakukan seks.

Kalau diikuti jalan pikiran instansi dan institusi serta aktivis AIDS yang memakai pijakan moral dalam gambar mungkin 'seks menyimpang' adalah LSL dengan jumlah kasus 12 atau 21,82 persen.

Dikatakan Fifi juga penyebab jumlah kasus meningkat karena 'terlebih kemudahan akses transportasi menuju Kota Sukabumi'. Rupanya, menurut Fifi, orang di luar Kota Sukabumi yang mengidap HIV/AIDS dengan mudah melakukan aksinya. "Jadi banyak pelaku seks bebas yang berasal dari luar kota datang ke Kota Sukabumi." 

Ini adalah salah satu bentuk penyangkalan yang akhirnya mendorong insiden infeksi HIV/AIDS di kalangan warga Kota Sukabumi karena mereka merasa 'dibela' dengan penyangkalan tsb.

Penularan HIV hanya bisa terjadi al. melalui hubungan seksual di dalam dan di luar nikah, lalu bagaimana pengidap HIV/AIDS yang datang dari luar Kota Sukabumi menyebarkan HIV/AIDS kepada warga Kota Sukabumi?

Tentu warga Kota Sukabumi melakukan perilaku berisko, al. hubungan seksual tanpa kondom, dengan pendatang dari luar Kota Sukabumi. Dalam konteks ini, siapa yang salah dan siapa pula yang disalahkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun