Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS "Berkecamuk" di Indonesia, Celakanya Ditanggapi dengan Kegaduhan Soal LGBT dan LSL

26 April 2018   15:18 Diperbarui: 26 April 2018   15:19 792
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: curejoy.com)

" .... hilangkan prostitusi juga cara tepat." Ini komentar seorang Kompasianer terhadap artikel "Perangi AIDS, Indonesia Bisa Tiru Cara Malawi" terkait dengan upaya memerangi AIDS.

Komentar itu tidak aneh karena sejak awal epidemi HIV di Indonesia (1987) pemerintah menggiring masyarakat ke ranah mitos (anggapan yang salah) tentang AIDS yang justru menyesatkan dan membawa petaka karena warga di bawa ke jurang epidemi HIV/AIDS. Bahkan, Menteri Kesehatan RI, waktu itu, Dr Soewardjono Soerjaningrat, mengatakan pencegahan AIDS terbaik adalah tidak ikut-ikutan jadi homoseks ... dan mencegah turis-turis asing membawa masuk penyakit itu (1983).

Taat Beragama

Pada tahun 2016 dilaporkan estimasi kasus HIV/AIDS di Indonesia sebanyak 620.000 dengan 38.000 kematian. Infeksi HIV baru diperkirakan 48.000. Yang sudah meminum obat ARV 13 persen. Dilaporkan juga 12.000 ibu hamil terdeteksi mengidap HIV/AIDS. Dari jumlah ini hanya 14 persen yang terjangkau untuk menjalankan program pencegahan penularan HIV dari-ibu-ke-janin yang dikandungnya (aidsdatahub.org).

Sedangkan laporan resmi Kemenkes RI baru sampai tanggal 31 Maret 2017. Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, yang dikeluarkan tanggal 24 Mei 2017 kasus kumulatif HIV/AIDS dari tanun 1987 sd. 31 Maret 2017 adalah 330.152 yang terdiri atas 242.699 HIV dan 87.453 AIDS.

Menteri Kesehatan RI Dr. Suwardjono Surjaningrat membenarkan bahwa di Indonesia telah ditemukan beberapa kasus AIDS yang kesemuanya menjangkiti orang asing. (Menkes Akui Telah Ditemukan Kasus AIDS di Indoensia, Harian "Sinar Harapan", 2/9-1985)

Pertama, sebelum pemerintah mengakui kasus AIDS pertama yang terdeteksi pada seorang turis bule homoseksual WN Belanda yang meninggal karena penyakit terkait AIDS di RS Sanglah Denpasar, Bali, April 1987,  sudah ada beberapa indikasi infeksi HIV di Indonesia tapi ditampik oleh pemerintah [Baca juga: Menyoal (Kapan) 'Kasus AIDS Pertama' di Indonesia].

dr. Zubairi Djoerban, staf Sub-Bagian Hematologi-Penyakit Dalam FK UI, meneliti kalangan homoseksual dan waria di Jakarta terkait leukemia (1983). Hasil penelitian Zubairi ada tiga wania yang menunjukkan gejala mirip AIDS. Tapi, karena ketika itu defenisi AIDS masih kabur maka disebutkan lemas-lemas yang dikeluhkan ketiga waria itu sebagai AIDS related complex (ARC). Sedangkan di RS Islam Jakarta (1985) juga ada indikasi infeksi HIV pada seorang perempuan walupun kemudian hasil tes konfirmasi di Namru, AS, disebutkan hasil tes negatif.

Agaknya, dari telusuran berita-berita terkait dengan HIV/AIDS di awal epidemi ada upaya menggiring opini untuk menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak akan bisa tertular HIV/AIDS karena bangsa yang berbudaya dan beragama. Menkes Suwardjono Suryaningrat, Yang Taat Beragama, Jauh Dari AIDS. Indonesia bukanlah tempatnya penyakit AIDS asal seluruh masyarakatnya tetap berpegang tegus pada ajaran agama yang dipeluknya ataupun norma-norma susila dalam kehidupan sehari-hari. (Harian "Merdeka", 25/9-1985).

Bahkan, ada berita berjudul "Tidak Ada Penyakit AIDS di Indonesia". Presiden Soeharto memeritahkan Menteri Kesehatan agar memberikan penjelasan yang benar kepada masyarakat luas, bahwa di Indonesia tidak ada penyakit AIDS. (Harian "Berita Yudha", 14/4-1986).

6,7 Juta Laki-laki Pelanggan PSK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun