Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal Tren Penularan HIV/AIDS di Kabupaten Bogor

12 Maret 2018   08:28 Diperbarui: 12 Maret 2018   08:47 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: huffingtonpost.ca)

Waria berkencan dengan laki-laki heteroseksual yang beristri sehingga laki-laki beristri jadi jembatan penyebaran HIV dari masyarakat ke komunitas waria dan sebaliknya.

Yang paling banyak adalah laki-laki heteroseksual yang melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan PSK. Seorang PSK rata-rata melayani 3-5 laki-laki setiap malam. Nah, tinggal dikalikan dengan jumlah PSK yang beroperasi di Kab Bogor sudah kelihatan jumlah laki-laki yang berisiko tertular HIV. Ini hanya dari PSK langsung yaitu PSK yang kasat mata. Sedangkan PSK tidak langsung tidak bisa dilacak karena transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu serta memakai sarana telekomunikasi, seperti ponsel dan media sosial.

Dengan fakta di atas apakah benar penularan HIV bergeser?

Kalangan gay, biseksual dan waria ada program penjangkauan. Sedangkan laki-laki heteroseksual yang melakukan transaksi seks dengan PSK tidak langsung tidak ada penjangkauan. Penjangkauan ke PSK langsung pun tentu sangat terbatas karena mereka tidak dilokalisir.

Dikatakan lagi oleh dr Intan:  "Tahun 2018 ini, kita genjot seluruh puskesmas melakukan tes HIV/AIDS. Karena tidak bisa dipungkiri jika masih banyak masyarakat malu untuk memeriksakan HIV. ...."

Tes HIV adalah penanggulangan di hilir. Artinya, Dinkes Kab Bogor membiarkan warga tertular HIV dulu baru tes HIV. Yang diperlukan adalah penanggulangan di hulu yaitu menurunkan insiden infeksi HIV baru, terutama pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK.

Tidak semua orang berisiko tertular HIV, maka yang dianjurkan tes HIV secara sukarela bukan masyarakat tapi orang-orang yang sering melakukan perilaku berisiko, al. sering melakukan hubungan seksual tanpa kondom, di dalam dan di luar nikah, dengan pasangan yang berganti-ganti atau dengan PSK di wilayah Kab Bogor, di luar wilaya Kab Bogor atau di luar negeri.

Pernyataan Ketua DPC Gerakan Anti Narkoba (Granat) Kabupaten Bogor, Prastyo, ini juga menunjukkan pengetahuan tentang cara-cara penularan HIV yang tidak akurat: Penyebaran HIV/AIDS tidak bisa dilepaskan dari penggunaan narkoba.  peredaran narkoba di Kabupaten Bogor sangat memprihatinka karena semakin banyak pelajar terjerembab dalam dunia narkoba.

Risiko penularan HIV melalui narkoba (narkotika dan bahan-bahan berbahaya) hanya bisa terjadi kalau narkoba dipakai dengan cara disuntikkan dan dilakukan secara bersama-sama dengan pemakaian jarum suntik yang bergantian dengan bergiliran.

Selama Pemkab Bogor, dalam hal ini Dinkes Kab Bogor, tidak menjalankan program penanggulagan di hulu insiden infeksi HIV baru akan terus terjadi yang selanjutnya terjadi penyebaran HIV di masyarakat yang merupakan 'bom waktu' yang kelak bermuara pada 'ledakan AIDS.'. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun