Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Zina Jadi Delik Umum, HIV/AIDS (Akan) Merebak di Kalangan Menengah-Atas

17 Februari 2018   08:48 Diperbarui: 17 Februari 2018   09:30 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: The Telegraph)

Beberapa negara berhasil menurunkan insiden infeksi HIV baru melalui hubungan seksual dengan pekerja seks komersial (PSK), seperti Thailand, karena program yang konkret yaitu 'memaksa laki-laki dewasa memakai kondom' setiap kali melakukan hubungan seksual dengan PSK. Dengan program tsb. Thailand kini dengan 540.000 kasus membubukan 6.400 kasus baru setiap tahun. Bandingkan dengan Indonesia dengan 620.000 kasus mencatat 48.000 kasus baru setiap tahun (aidsdatahub.org).

Selama ini perzinaan, khususnya transaksi seks, dengan PSK terjadi di berbagai tempat, seperti penginapan, losmen, hotel melati dan hotel berbintang serta tempat-tempat lain. Ini membuat program seperti yang dijalankan Thailand tidak bisa dilakukan di Indonesia karena transaksi seks tidak bisa diintervensi. Di Thailand dan negara lain bisa dilakukan intervensi pemakaian kondom karena praktek transaksi seks dilokalisir atau di tempat-tempat yang memberoleh legalisasi, seperti rumah bordir, dll.

Praktek PSK Dikapling

Intervensi kian ruwet karena dalam prakteknya PSK ada dua tipe yaitu:

(1). PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(2). PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Ketika zina jadi delik umum atau delik biasa, maka razia pun akan digencarkan tanpa mengunggu ada pengaduan. Yang jadi sasaran tentulah PSK langsung karena PSK tidak langsung tidak kasat mata.

Yang membeli seks ke PSK langsung adalah kalangan menengah ke bawah yang melakukan transaksi di tempat-tempat yang murah sesuai dengan isi kantong yaitu di penginapan, losmen dan hotel melati.

Selama ini razia Satpol PP dan polisi hanya menyasar penginapan, losmen dan hotel melati. Jika ini juga yang akan terjadi kalau kelak KUHP baru diundangkan dan zina jadi delik umum, maka razia akan kian gencar. Ini bisa saja menurunkan jumlah transaksi seks di kalangan menengah ke bawah.

Sedangkan praktek PSK tidak langsung terjadi di tempat-tempat yang jauh lebih aman dari razia 'penyakit masyarakat', seperti di apartemen dan hotel berbintang.

Di salah satu kota di Indonesia timur ada pengkaplingan praktek PSK. Bagi PSK yang berasal dari sebuah kota di bagian utara Indonesia tengah melayani laki-laki 'hidung belang' di hotel-hotel di kota, sedangkan PSK lain, terutama dari P Jawa dipaksa praktek di sebuah lokasi pelacuran di tengah hutan yang ditempuh 2-3 jam dari pusat kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun