Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS di Kota Padang, yang Mengancam bukan AIDS tapi Perilaku Seksual Laki-laki

5 Januari 2018   07:33 Diperbarui: 5 Januari 2018   09:47 1184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: mbioblog.asm.org)

(1) hubungan seksual tanpa kondom di dalam dan di luar nikah dengan perempuan yang berganti-ganti di Kota Padang, di luar Kota Padang atau di luar negeri, dan

(2) hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang sering berganti-ganti pasangan, seperti pekerja seks komersial (PSK). Dalam prakteknya PSK dikenal dua tipe, yaitu:

(a) PSK langsung adalah PSK yang kasat mata yaitu PSK yang ada di lokasi atau lokalisasi pelacuran atau di jalanan.

(b) PSK tidak langsung adalah PSK yang tidak kasat mata yaitu PSK yang menyaru sebagai cewek pemijat, cewek kafe, cewek pub, cewek disko, anak sekolah, ayam kampus, cewek gratifikasi seks (sebagai imbalan untuk rekanan bisnis atau pemegang kekuasaan), dll.

Dalam penanggulangan epidemi HIV/AIDS pemerintah tidak bisa melakukan intervensi pada poin (a) karena sekarang transaksi seks yang melibatkan PSK langsung tidak lagi dilokalisir. Transaksi seks terjadi di sembarang tempat dan sembarang waktu. Sedangkan pada poin (b) tentu saja mustahil melakukan intervensi.

Maka, praktis tidak ada yang bisa dilakukan pemerintah secara ril. Maka, imbauan Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansharullah relevan dalam kondisi keterbatasan pemerintah: " .... agar masyarakat yang melakukan perilaku berisiko dengan kesadaran sendiri memeriksakan diri ke Puskesmas untuk konseling dan tes."

Hanya saja Mahyeldi kurang jeli karena tidak semua orang (masyarakat) pernah atau sering melakukan perilaku berisiko poin (1) dan (2). Maka, yang tepat diajak konseling HIV adalah laki-laki yang pernah atau sering melakukan perilaku berisio (1) dan (2).

Langkah konkret yang bisa dilakukan Pemkot Padang adalah membuat regulasi, seperti peraturan walikota (Perwali) atau peraturan daerah (Perda), yang mewajibkan suami dari ibu hamil menjalani konseling HIV yang dilanjutkan tes HIV jika hasil konseling menunjukkan perilaku seksual suami berisiko tertular HIV.

Langkah ini menyelamatkan dua nyawa yaitu si istri dan janin yang dikandung si istri serta memutus mata rantai penyebaran HIV melalui suami jika hasil tes HIV menunjukkan suami tertular HIV.

Istri yang hamil ditangani dokter untuk pemberikan obat antriretroviral (ARV) sehingga risiko penularan HIV vertikal dari-ibu-ke-bayi yang dikandung bisa ditekan sampai nol persen. Si ibu pun akan hidup sehat jika teratur minum obat ARV. Suami dikonseling agar menerapkan seks aman untuk mencegah penularan HIV. *

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun