Mohon tunggu...
Syaiful W. HARAHAP
Syaiful W. HARAHAP Mohon Tunggu... Blogger - Peminat masalah sosial kemasyarakatan dan pemerhati berita HIV/AIDS

Aktivis LSM (media watch), peminat masalah sosial kemasyarakatan, dan pemerhati (berita) HIV/AIDS

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

AIDS Jawa Barat, Salah Kaprah Sebut Didominasi Perilaku Gay

29 Desember 2017   07:39 Diperbarui: 29 Desember 2017   10:07 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: www.personalhealthnews.ca)

Dalam KBBI disebutkan dominasi adalah penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah (dalam bidang politik, militer, ekonomi, perdagangan, olahraga, dan sebagainya). Kalau ini dikaitkan dengan judul berita "Jabar Masuk 5 Besar Pengidap HIV, Perilaku Gay Mendominasi" (detiknews, 20/12-2017) pemakain kata dominasi jelas salah kaprah.

Laporan Ditjen P2P, Kemenkes RI, 24 Mei 2017, jumlah kasus kumulatif HIV/AIDS di Jawa Barat dari tahun 1987 sd. 31 Maret 2017 adalah 29.939 yang terdiri atas 24.650 HIV dan 5.289 AIDS.

Pertama, gay adalah salah satu bentuk orientasi seksual yang menunjukkan laki-laki yang tertarik kepada laki-laki (sejenis) sehingga adalah hal yang mustahil gay menularkan HIV ke ibu-ibu rumah tangga dan bayi.

Kedua, judul berita tsb. merupakan penafsiran telanjang dari keterangan staf Dinkes  Jabar, Rosi Nurcahyani, pada acara "Pertemuan Peningkatan Kapasitas Jurnalis dalam P2HIV", Bandung, 20/12-2017, yang mengatakan: .... kasus HIV cenderung diakibatkan oleh perilaku LSL. Perilaku seksual LSL (Lelaki Suka Seks Lelaki) adalah seks anal dan ini tidak mutlak hanya dilakukan oleh LSL dan gay karena pelaku sodomi (kekerasan seksual dengan seks anal) juga ada yang orientasi seksualnya heteroseksual (tertarik secara seksual dengan lawan jenis) dan tidak sedikit suami dan pacar yang memaksa istri dan pacarnya untuk melayani seks anal.

Ketiga, Rosi tidak memberikan gambaran yang utuh yaitu jumlah pengidap HIV/AIDS pada laki-laki dan perempuan. Kalau ditilik keterangan Rosi ada hal yang tidak konsisten dalam pernyataan " .... kasus HIV cenderung diakibatkan oleh perilaku LSL" karena jumlah laki-laki heteroseksual yang berisiko tinggi tertular HIV yakni melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan perempuan yang berganti-ganti berjumlah 944.000, sedangkan LSL hanya 300. Laki-laki heteroseksual bisa mempunyai istri lebih dari satu, punya pasangan lain dan ngesek pula dengan PSK.

Pelanggan waria disebutkan 44.000. Hasil studi di Surabaya menunjkkan laki-laki heteroseksual yang jadi pelanggan waria jadi 'perempuan' (ditempong) ketika terjadi seks anal. Waria menempong yaitu memasukkan penis ke anal laki-laki heteroseksual sehingga risiko tertular HIV/AIDS sangat tinggi yang ditandai dengan penemuan kasus HIV/AIDS pada ibu rumah tangga.

Ini pernyataan Rosi tentang temuan kasus HIV/AIDS, "Ini menunjukkan penanganan kasusnya sekarang lebih baik karena bisa terdata. Penemuannya sudah mulai baik." Cuma, Rosi lupa kalau kondisi ini ada di hilir. Artinya, warga Jabar dibiarkan dulu tertular HIV baru jalani tes HIV.

Dalam upaya menanggulangi penyebaran HIV/AIDS yang diperlukan adalah program di hulu yaitu menurunkan insiden infeksi HIV baru, khususnya pada laki-laki dewasa melalui hubungan seksual dengan PSK. Hal ini tidak bisa dilakukan di Jawa Barat khususnya dan di Indonesia umumnya karena praktek PSK tidak lagi dilokalisir sehingga tidak bisa dilakukan intervensi yaitu memaksa laki-laki pakai kondom setiap kali ngeseks dengan PSK.

Selain itu perempuan warga Jabar yang pulang kampung pada musim-musim tertentu dari beberapa daerah bisa jadi mata rantai penyebaran HIV jika mereka di rantai sebagai pekerja seks (Baca juga: Wahai Perantau Berperilaku Berisiko, Ketika Mudik Janganlah Sebarkan HIV/AIDS di Kampung Halamanmu).

Dalam berita ada penyebutan " .... wanita penjaja seksual (WPS) ...." Ini jelas ngawur karena dalam KBBI disebutkan jaja adalah jual (dengan berkeliling). Nah, kapan pekerja seks komersial (PSK) menjajakan, maaf, vaginanya? Justru laki-laki, bahkan yang beristri, yang membawa, maaf, penisnya ke sana ke mari mencari 'cinta kilat' dengan PSK (Baca juga: Pemakaian Kata dalam Materi KIE AIDS yang Merendahkan Harkat dan Martabat Manusia).

Ternyata sampai 'hari gini' masih saja ada upaya penyangkalan dan mencari-cari kambing hitam dalam penyebaran HIV/AIDS di masyarakat. *

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun