Mohon tunggu...
Salman
Salman Mohon Tunggu... Administrasi - Warga Negara Indonesia yang baik hati

Presiden Golput Indonesia, pendudukan Indonesia yang terus menjaga kewarasan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Cara Mudah dan Murah Mengatasi Macet

18 Agustus 2018   11:15 Diperbarui: 18 Agustus 2018   11:29 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemacetan, sumber : kompas.com

Data pada akhir tahun 2017 menunjukkan kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp. 100 Triliun (sumber), angka ini tentu lebih besar lagi jika diakumulasikan oleh kota-kota besar lainnya, diperkirakan lebih dari Rp. 500 Triliun.  Sebuah angka yang sangat besar jika bisa dikonversi menjadi modal untuk pembangunan, tapi sayang hilang nilai itu hilang di jalanan.

Permasalahan macet sebenarnya bukanlah masalah baru, Jakarta sebagai ibu kota negara sudah hampir dua dekade diidentikan kata macet.  Sejauh ini permasalahan macet selalu didekati dengan penyelesaian fisik, yaitu dengan berbagai pembangunan-pembangunan, disamping itu pendekatan transportasi massal sebagai solusi tidak banyak menjawab. 

Peluang ini kemudian diambil oleh perusahaan rintisian berbasis aplikasi daring seperti Gojek dan Grab, yang saat ini bisa kita lihat bahwa perusahaan ini terbukti sukses menjawab kebutuhan masyarakat.

Indonesia sebagai salah satu negara yang secara ekonomi sedang berada dalam masa perkembangan masyarakat ekonomi menengah yang tumbuh pesat menjadi sasaran pasar yang empuk bagi industri otomotif, di mana perusahaan berlomba-lomba menawarkan kemudahan untuk kepemilikan kendaraan bermotor. Akibatnya jalanan Indonesia akan  dipenuhi kembali oleh kendaraan.

Penerapan ganjil-genap yang diberlakukan pemerintah saat ini hanya menyelesaikan masalah jangka pendek, masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membeli  kendaraan dan belum nyaman menggunakan angkutan umum akan lebih memilih membeli kendaraan baru dan pada akhirnya jalan akan kembali macet.

Sebenarnya solusi kemacetan itu sedarhana. Nah tulisan saya ini akan memaparkan hal tersebut, seharusnya tulisan ini bernilaian milyaran rupiah karena solusi yang ditawarkan merupakan pendekatan yang memberikan multi dampak positif. Ini adalah tulisan  yang sangat brilian dan Anda sedang membacanya.

Apa sih penyebab macet? Penyebab macet adalah karena hampir semua orang mempunyai jam aktivitas yang bersamaan. Hampir semua orang memiliki jam pergi kerja dan pulang kerja yang bersamaan akibatnya jalanan  dipenuhi dengan kendaraan dalam waktu yang bersamaa dan terjadilah kemacetan.

Untuk itu harus ada suatu inovasi, saya lebih suka menggunakan kata terobosan. Perlu suatu terobosan untuk melakukan perubahan ritme dan budaya kerja. Dan inilah solusi yang akan saya sampaikan :

  • Ada dua jam kerja dalam satu hari, yaitu jam 07.00 -- 15.00 dan 12.00 -- 20.00 ;
  • Pola 4 hari kerja dan 3 hari libur  ;
  • Pekerja boleh pulang jika pekerjaannya sudah selesai.

Dampak postif dengan ada dua jam kerja maka jumlah pekerja yang melakukan perjalanan atau menggunakan jalanan akan terdistribusi sehingga kemacetan akan berkurang, dampak positif bagi perusahaan jam operasional perusahaan akan lebih panjang, kesempatan untuk medapatkan konsumen lebih tinggi dan bisa membuat perusahaan akan mendapatkan pendapatan yang lebih.

Pola 4 hari kerja 3 hari libur adalah adaptasi dari perkembangan digitalisasi saat ini, meski pekerja sedang libur tidak jarang pekerja tetap mengerjakan pekerjaan kantor dan itu sebenarnya melanggar hak privasi, oleh sebab itu jumlah kerja yang biasanya 5 hari diadaptasi menjadi 4 hari. 

Meskipun jumlah hari lbur pekerja lebih banyak, tapi perusahaan tetap beroperasi tanpa libur, karena ada pekerja yang akan tetap bekerja pada hari sabtu dan minggu  karena pekerja ini mengambil liburnya pada tiga hari diantara hari Senin sampai Jumat. Dengan seperti ini perusahaan tidak akan mengalami kerugian malah bisa lebih untung karena dalam satu minggu beroperasi penuh. 

Jalanan macet tentu akan berkurang karena sekarang pekerja hanya melakukan 4 hari perjalanan pulang pergi ke kantor dalam waktu yang terdistribusi dari senin sampai minggu, tidak seperti saat ini 5 hari dalam seminggu pada hari senin sampai jumat.

Aturan kerja yang berlaku saat ini perlu dievaluasi, peraturan kerja yang 8 jam perhari atau 40 jam perminggu perlu dievaluasi. Berdasarkan penilitian bahwa pekerja hanya bekerja efektif tidak rata-rata hanya tiga jam ( Sumber), jadi lima jam hanyalah suatu kesia-sian pekerja lakukan di kantor. Akibatnya kantor mengeluarkan biaya yang tidak produktif. 

Di era digital saat ini, penerapan jam kerja sudah tidak relevan lagi, karena bekerja sudah tidak mengenal waktu dan tempat.  Sebuah studi terbaru yang lebih komprehensif membandingkan (sumber ) pekerja yang bekerja dengan aturan waktu yang kaku dengan  pekerja yang diberikan kebebasan menunjukkan produktivitas yang diberi kebebasan lebih baik.

Buat apa di kantor jika pekerjaan sudah selesai?  Ini adalah sebuah pertanyaan atas kewarasan kita sebagai pekerja atau pemimpin perusahaan. Jika hanya alasan supaya mudah dihubungi, ini merupakan jawaban yang sudah tidak relevan lagi mengingat teknologi komunikasi sudah begitu berkembangnya.

Nah itu Solusi yang saya tawarkan di atas merupakan terobosan yang biayanya hampir tidak terlihat tetapi memiliki dampak positif multi dimensi yang sangat besar.   Apa saja dampak positif tersebut?

  • Secara pribadi, tingkat stress akan berkurang akibat kemacatan, waktu untuk diri sendiri lebih leluasa, badan akan lebih sehat, punya waktu lebih untuk melakukan olah raga maupun hobi.
  • Bagi keluarga, orang tua akan lebih punya waktu untuk mempehatikan anak-anaknya sehingga fungsi keluarga akan lebih optimal di jalankan oleh orang tua dan ini merupakan hal yang sangat penting dalam hubungan kekeluargaan
  • Secara sosial, punya waktu lebih untuk bergaul, bermasyarakat dan mengoptimalkan peran diri di lingkungan.
  • Bagi perusahaan (kantor), akan meningkatakan pendapatan dan menurunkan biaya yang tidak produktif.
  • Bagi pemerintah, pelayanan bagi masyarakat akan lebih optimal, karena masyarakat bisa ke pelayanan pemerintah kapan pun.
  • Secara ekonomi, denyut nadi ekonomi lebih panjang dan beroperasi 7 hari dalam seminggu.
  • Bagi lingkungan, dampak polusi udara bisa dikurangi.
  • Kesehatan, masyarakat akan lebih sehat karena punya waktu lebih buat olah raga
  • Bidang pendidikan, anak-anak akan terhindar dari salah pergaulan atau penggunaan narkoba karena mendapatkan perhatian lebih dari orang tua.
  • Meningkatan Kreativitas dan kompetensi, karena kesempatan untuk mengembangkan diri menjadi lebih terbuka.

Ya itulah cara mudah dan murah mengatasi macet, solusinya adalah distribusi waktu.

Cipanas, 18 Agustus 2018 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun