Banyuwangi, Jamkesnews - Hadi Sumarno (35) tak ambil pusing bila iuran kepesertaannya pada program Jaminan Kesehatan Nasional - Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) memang hanya sesekali ia manfaatkan. Hadi menganggap bila iuran yang ia bayarkan setiap bulannya adalah sebagai penolong sesama agar yang membutuhkan bisa terjamin kesehatannya.
"Iuran saya itu setiap bulan di potong dari gaji dan saya anggap itu adalah pertolongan bagi yang membutuhkan. Karena, banyak sekali peserta lain yang sangat membutuhkan," ujar Hadi yang bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu perusahaan.
Hadi menuturkan, bahwa ia baru satu kali menggunakan JKN-KIS ke fasilitas kesehatan tingkat pertama dan untuk pelayanannya itu sangat baik. Sehingga semakin percaya bahwa program JKN-KIS ini benar-benar untuk melayani tanpa pandang bulu, yang terpenting sudah terdaftar sebagai peserta JKN-KIS.
"Saya itu baru satu kali menggunakan fasilitas JKN-KIS, itu pun hanya penyakit ringan, tapi pelayanannya sudah sangat memuasakan. saya juga percaya bahwa JKN-KIS ini tidak ada diskriminasinya, dalam artian tidak membeda-bedakan siapa pasiennya, yang terpenting kita itu sudah punya JKN-KIS," tuturnya.
Sejak terdaftar menjadi peserta pada tahun 2014, ia menjadikan program ino sebagai amal dantabungan kesehatan di kemudian hari. Menurutnya, iuran yang dibayarkan tidak membuat peserta menjadi rugi, bahkan itu adalah investasi kesehatan kita untuk jangka panjang. Hadi berpesan kepada peserta yang sudah pernah menggunakan fasilitas kesehatan untuk tidak lupa membayar iuran setiap bulannya. karena, iuran itu adalah bukti untuk saling bergotong royong.
"Iuran saya yang udah lama tidak akan membuat saya rugi, bahkan itu akan menjadi tabungan untuk kesehatan kita di masa depan. Buat peserta yang pernah menggunakan fasilitas kesehatan dengan JKN-KIS jangan lupa untuk membayar iuran nya ya. Apalagi ketika biaya yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan tidak sebanding dengan iuran yang dibayarkan oleh peserta. Mari kita saling bergotong royong," tutupnya. (ar/dd)