Mohon tunggu...
Info Banjar
Info Banjar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dr. H. Zainul Arifin Noor Gelar Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan

2 Desember 2015   12:29 Diperbarui: 2 Desember 2015   13:33 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hulu Sungai Tengah: Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan terus dilakukan oleh Anggota DPR RI, Dr. Zainul Arifin Noor, SE, MM. Anggota DPR RI Komisi X dari Partai Kebangkitan Bangsa ini melakukan sosialisasi di kantor DPC PKB Hulu Sungai Tengah (Jumat 30/10). Sosialisasi ini pun mendapat respons antusias dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan tak sedikit dari mereka yang mengajukan pertanyaan seputar 4 Pilar Kebangsaan.

Salah satu warga, yang bernama Ahmad Zaini, misalnya mempertanyakan kenapa kesadaran hidup untuk saling tenggang rasa, toleransi, cinta damai dan saling menolong makin memudar di masyarakat Indonesia. Bahkan, ada warga lain yang mempertanyakan kenapa peran pemerintah dalam mensejahterakan rakyat terasa jauh panggang dari karena makin mahalnya biaya hidup sementara ongkos tanam makin tinggi tidak sebanding dengan hasil panen yang didapat.

Menanggapi pertanyaan tersebut, salah satunya Dr. Zainul Arifin menjelaskan bahwa ada semacam degradasi moral yang sedang menggerogoti bangsa kita. Menurut Dr. Zainul, penyakit degrasi moral ini tidak saja menjangkiti rakyat pada umumnya, tetapi juga menjangkiti para penguasanya. Ambil contoh, misalnya: biaya politik dan pilkada yang tinggi membuat banyak calon legislatif atau calon kepala daerah menghabiskan banyak uang agar terpilih, bahkan uang tersebut hasil pinjam sana dan pinjam sini. Akibatnya hal pertama setelah terpilih para pejabat ini berfikir bagaimana caranya mengembalikan modal banyak yang sudah dia keluarkan. Hasilnya sudah bisa ditebak, dia tidak akan focus lagi dalam upaya mensejahterakan rakyatnya.

Demikian pula perilaku dan nasib rakyatnya. Akibat zaman yang makin susah, banyak para pemilik suara ini menggadaikan idealismenya. Dia hanya memilih calon yang memberinya uang paling besar, meskipun calon yang dia pilih tersebut punya riwayat kurang baik. Akibatnya calon lain yang amanah tetapi tidak punya uang untuk membeli suara dia tidak terpilih.

“Jadi kalaau kita mau berfikir jernih, ada semacam kesalahan bersama yang terjadi di masyarakat kita. Ketika proses terpilihnya seorang kepala daerah melalui jual beli suara maka kesalahan tersebut akan berimbas buruk ke semua aspek kehidupan. Salah satu solusinya adalah dengan menolak money politik dan bisa berfikir jernih dalam memilih calon pemimpin yang bagus dan peduli dengan rakyat. Jadi perubahan itu kita mulai dari diri kita sendiri” papar Dr. Zainul yang juga mantan rektor Universitas Ahmad Yani Banjarmasin.

Menurut Dr. Zainul kita semua sebagai bagian dari keluarga besar masyarakat indonesia berkewajiban untuk terus menerus mewarnai lingkungan kita dengan nilai-nilai luhur Pancasila. “Apabila ada yang menyimpang dari Pancasila maka harus segera kita luruskan bersama. Dengan cara tersebutlah maka kita kan bisa memerkuat kembali Pancasila, UUD 45, NKRI dan rasa kebhinekaan dalam bingkat Bhinneka Tunggal Ika” tegas anggota DPR RI dari PKB tersebut. (Ali)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun