Mohon tunggu...
Ziana Ana
Ziana Ana Mohon Tunggu... -

belajar menuangkan apa yang ada dikepala melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dagelan

4 Juni 2013   16:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:32 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"menangis "
Bukan lagi sedih atau kesal pada keadaan

Melainkan tawa terpingkal yang tak mampu ditahan
Tak lagi bisa di sembunyikan

Badut kehidupan meragakan
Guyonan keaadaan

Lucu terbumbui seru

Aku tertawa
Diatas pintalan semrawut benang kusut

Pantaskah
Makasihku pada angin yang telah berhianat pada tuan nya

Sengaja mengabariku

Seumpama detektif suruhanku

"oh , begitu "
Tak kusalahkan kau angin

"kau hanya
berhembus pembawa kabar "

"tak ku perintahkan kau untukku memihakku "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun