Mohon tunggu...
Ineke Novianty Sinaga
Ineke Novianty Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - Public Relation

I am very passionate about writing! Melihat,membaca, menilai, menganalisa,menyindir, mentertawakan, menyukai, mengagumi, memperbaiki, mendukung.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Banjir Lagi.. Banjir Lagi..! Yuk, Jangan Lagi Buang Sampah Sembarangan

22 Februari 2021   11:59 Diperbarui: 22 Februari 2021   13:03 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Hujan besar yang terjadi di beberapa daerah baru-baru ini, terutama di kawasan Jabodetabek yang terjadi sejak Sabtu (20/2/2021) hingga Minggu (21/2/2021) dini hari telah menyebabkan banyak lokasi terendam bahkan terjadi banjir.

Tinggi banjir bervariasi, paling dalam diperkirakan mencapai dua meter. Sebut saja, di kawasan elite Kemang, Jakarta Selatan. Banjir di kawasan ini telah menyebabkan air masuk hingga ke basement banyak gedung. Kendaraan yang parkir atau lewat pun ikut terendam. Otomatis, kegiatan ekonomi di Kemang menjadi lumpuh pascabanjir.

Terjadinya banjir bisa disebabkan banyak hal, misalnya karena drainase yang buruk, kurangnya daerah resapan air karena telah beralih fungsi sebagai kawasan pemukiman atau perkantoran, banyaknya kawasan kumuh di bantaran sungai, hingga kebiasaan membuang sampah sembarangan, misalnya membuang sampah di jalanan dan saluran air.

Sampah Bisa Menyebabkan Tubuh Terserang Penyakit & Mempengaruhi Kualitas Hidup

Saat ini pembahasan khusus penyebab banjir karena sampah. Saat ada genangan dan banjir,  pasti kita akan menemukan banyak sampah yang terbawa oleh air ke permukaan.Hal ini karena saat terjadi hujan besar, volume air tidak dapat ditampung oleh saluran air, sebab banyak saluran yang tidak memadai, rusak, dan  karena jalan air terhambat oleh sampah. Akhirnya, air akan meluap ke daratan bersama sampah.

 Saat genangan dan banjir surut, akan terlihat tumpukan sampah yang mengotori lingkungan. Pada sampah terdapat patogen (parasit, jamur, dan bakteri). Sampah dapat menjadi sumber penyakit sebab telah terkontaminasi oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini bisa berasal dari urine tikus dan sapi. Kuman mudah berkembang biak di lingkungan yang banyak tumpukan sampah. Penyebarannya semakin meningkat di lingkungan rawan banjir dan dekat bantaran sungai. Ada beberapa penyakit yang menyebar melalui air terutama yang bersentuhan dengan air tercemar. Jika kita berada lama dalam air tergenang atau banjir yang terkontaminasi atau terjadi kontak melalui luka terbuka maka akan mudah terinfeksi leptospirosis. Penyakit ini dapat menyebabkan demam dan alergi serta menjadi pintu terserang meningitis (radang selaput otak).

Pun ketika sampah membusuk, baunya bisa menyebar dan mengundang vektor penularan penyakit hinggap pada sampah dan menjadikan sampah sebagai tempat bersarang. Vektor penularan penyakit seperti lalat, tikus, nyamuk. Jika vektor penularan penyakit menyentuh sampah dan mengontaminasi bahan makanan, makanan, atau air maka saat kita mengonsumsinya, sel-sel tertentu pada tubuh dapat hancur dan tubuh pun mudah terkena penyakit, seperti demam tifoid, kolera, dan disentri juga hepatitis.

Bahaya banjir bukan sebuah teori karena banjir terjadi berulang, terutama di daerah langganan banjir dan telah menyebabkan banyak kerugian termasuk risiko kesehatan. Bagi mereka yang baru saja merasakan dampak banjir kemarin akan lebih tahu rasa sulitnya dan kerugiannya. Jadi, mari jadikan pengalaman pahit soal banjir sebagai pelajaran untuk tidak lagi membuang puntung rokok di selokan, tidak membuang kertas bungkus makanan, plastik, atau bekas minuman di jalan, tidak membuang baterai bekas di tanah termasuk tidak meludah di sembarang tempat. Jangan juga menumpuk sampah dalam rumah dan buanglah sampah pada tempatnya.

Alangkah lebih baik jika kita membagi sampah dalam golongan yang bisa dan tidak bisa didaur ulang. Sampah tergolong tidak bisa di daur ulang bila mengandung plastik dan sampah yang bisa di daur ulang pun bisa dibagi 2 tipe, yaitu berbahan kertas/karton dan sampah organik sisa sayur, buah, dan makanan

Komitmen untuk mengubah kebiasaan buruk soal membuang sampah berarti kita ikut membantu memutuskan penyebaran kuman dan virus yang dapat menyebabkan risiko gangguan kesehatan. Apalagi, saat  saat ini masih pandemi covid-19, imunitas menjadi sangat penting untuk dipertahankan dan ditingkatkan. Jika imunitas tubuh turun maka rentan diserang oleh virus. Lalu ditambah persoalan sampah maka kita makin dirugikan karena infeksi patogen dapat membahayakan kesehatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun