Mohon tunggu...
Indri PujiLestari
Indri PujiLestari Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Jujur itu baik. Orang yang menolak kejujuran, menolak kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Bagaimana Cara Membangun Digital Persona yang Baik? LinkedIn Beri Arahan

20 Februari 2019   13:28 Diperbarui: 22 Februari 2019   14:59 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Official LinkedIn Blog

Pada era saat ini, sudah umum mahasiswa mempunyai ragam media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan lain-lain. Namun, tidak banyak dari mereka yang memiliki professional social media seperti LinkedIn. Padahal sesuai dengan karakteristiknya, LinkedIn merupakan sebuah jaringan profesional yang mengantar penggunanya masuk ke dalam professional network.

Dilatarbelakangi hal tersebut, UPH bekerjasama dengan LinkedIn mengadakan seminar  mengenai bagaimana membangun digital persona bagi para mahasiswa maupun yang telah lulus untuk membentuk karir di dunia profesional melalui LinkedIn.

Ronny Supardi, Senior Relationship Manager dari LinkedIn dan Team Lead Indonesia Pintar
Ronny Supardi, Senior Relationship Manager dari LinkedIn dan Team Lead Indonesia Pintar
Ronny Supardi, Senior Relationship Manager dari LinkedIn dan Team Lead Indonesia Pintar, hadir sebagai pembicara seminar yang diadakan dalam rangkaian 'Career Expo 2019' di kampus Universitas Pelita Harapan (UPH) Lippo Karawaci, 15 Februari 2019.

Dalam penjelasannya Ronny memaparkan seputar bagaimana membangun personal branding pada platform LinkedIn, serta bagaimana seharusnya bersikap terhadap platform tersebut, seperti batasan hal-hal apa saja yang pantas untuk diunggah ke dalam LinkedIn, dan sebagainya.

Lebih lanjut Ronny menjelaskan untuk membangun Digital Persona intinya adalah membuat sebuah tampilan yang profesional. Seperti contohnya memasang foto diri yang formal, menggunakan email dengan nama jelas, bukan nama panggilan atau karakter, dan pengenalan mengenai siapa diri kita.

Ronny juga menyatakan kepada mahasiswa yang belum memiliki pengalaman bekerja untuk tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut, sebab perusahaan akan tetap melihat aspek kuat lain yang dimiliki oleh seorang fresh graduate. Semisal pengalaman magang, pengalaman aktif dalam berorganisasi, dan bergabung dalam kepanitian, merupakan poin lain yang bisa dimasukkan ke dalam profil LinkedIn. Disana bisa dijelaskan job desc saat magang, peran dalam organisasi atau kepanitian yang diikuti.

Selain itu Ronny juga menekankan bahwa perusahaan melihat kualitas lain yang dimiliki oleh seorang fresh graduate. Apakah seseorang tersebut memiliki kualitas sebagai team player, memiliki leadership material, dan juga bisa bekerja di bawah tekanan.

"Tampilkan apa saja yang bisa kamu tunjukkan mengenai kualitas kamu, atau setidaknya, tunjukkan kelas-kelas apa saja yang pernah kamu ikuti selama berkuliah atau tunjukkan IPK kamu. Tetapi yang paling penting adalah mencoba untuk lebih terlibat dalam kampus organisasi," jelasnya.

Usai seminar, Ronny menghimbau para peserta segera mencoba membuat profesional profile mereka pada platform LinkedIn dengan menerapkan langkah-langkah yang sudah disampaikan dalam seminar ini. (pl)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun