Pengamat bidang militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie mengatakan Indonesia harus berani membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini merupakan upaya untuk memudahkan Indonesia melakukan diplomasi dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Connie menyatakan Indonesia tidak mungkin dapat berperan secara konkret dalam mendamaikan Israel dan Palestina jika hanya condong ke salah satu pihak. Dia menilai normalisasi hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain dengan Israel jangan dipandang sebagai bentuk pengkhianatan terhadap kemerdekaan Palestina. (republika.co.id, 26//09/2020)
Solusi Semu Melalui Normalisasi Untuk Palestina
Yara Harawi, analis kebijakan senior di Al Shabaka menyatakan normalisasi hubungan diplomatik tidak akan mengubah status quo saat ini di Palestina, yaitu praktik penjajahan dan politik apharteid yang dilakukan Israel pada Palestina. Normalisasi tersebut luput membahas terkait penajajahan dan pelanggaran berat hak asasi manusia yang dialami oleh penduduk Palestina.
Senada dengan pemikiran Hawari, Salem Barahmeh Direktur Eksekutif Palestine Institute for Public Diplomacy menyampaikan normalisasi hubungan dengan Israel tidak sejalan dengan perjuangan rakyat Palestina yang menghendaki kemerdekaan, salah satunya bebas dari penjajahan Israel.
Islam Solusi Problem Palestina
Kita dapat menjumpai dari sejarah yang terpercaya bagaimana Islam saat diterapkan oleh negara dapat mengatasi berbagai permasalahan penjajahan dan pelanggaran hak asasi manusia.
Pada zaman Rasulullah, seorang wanita Arab datang ke pasarnya orang Yahudi Bani Qainuqa. Dia duduk di dekat pengrajin perhiasan. Tiba-tiba beberapa orang di antara mereka hendak menyingkap kerudung yang menutupi wajahnya. Diam-diam tanpa diketahui Muslimah tersebut, pengrajin perhiasan ini mengikat ujung jilbabnya, dan ketika ia bangkit, auratnya seketika itu juga tersingkap.
Muslimah ini spontan berteriak dan seorang laki-laki Muslim yang berada di dekatnya melompat ke pengrajin perhiasan itu dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi kemudian membalas dengan mengikat laki-laki Muslim tersebut lalu membunuhnya.
Kejadian ini membuat kesabaran Rasulullaah SAW habis ketika sebelumnya mereka berupaya mengadu domba Aus dan Khazraj sehingga hampir saja di antara kedua suku ini terjadi peperangan, mengganggu kaum Muslimin dan mengabaikan nasihat Rasulullaah SAW. Rasulullaah SAW bersama pasukan kaum Muslim berangkat menuju tempat Bani Qainuqa dan mengepung mereka dengan ketat.
Bani Qainuqa yang pongah dan sombong ini akhirnya bertekuk lutut dan menyerah setelah dikepung selama 15 hari. Allah Subhanahu Wata'ala memasukkan rasa gentar dan takut ke dalam hati orang Yahudi ini.