Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati namun berada dalam keridhaan Allah, atau rela terseret oleh bujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan mode-mode liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam limbah dosa dan kesesatan.(konsultasi.wordpress.com, 18/01/2007)
Kampanye Liberalisasi dalam Propaganda Jilbab
Siapa pun yang cermat memahami, paham liberal sejatinya adalah paham antiagama. Sejak awal, paham ini dibuat untuk menentang ajaran Islam. Ada tiga prinsip yang diusung paham liberal, yakni kebebasan, individualisme, dan rasionalisme.
Siapa pun yang mengadopsi paham ini secara pelan tapi pasti akan menjerumuskan ia pada perkara kekafiran. Karena kaum liberalis selalu menampakkan sikap antipati terhadap ajaran Islam. Bahkan terhadap hukum yang sudah diketahui dengan jelas dalilnya, mereka akan menggugatnya.
Kaum liberalis akan senantiasa mengobok-obok dalil Alquran dan Sunah demi memuaskan nalar liarnya. Apa yang diharamkan menurut Allah, mereka perselisihkan. Apa yang dihalalkan menurut Allah, mereka perdebatkan. Apa yang boleh dan tidak boleh menurut syariat, mereka mencoba menafsirkan berdasarkan nafsunya.
Bagi mereka, tidak ada kebenaran mutlak. Alhasil, mereka adalah kelompok paling sombong menerima kebenaran. Merasa paling benar dan merasa paling rasional. Padahal sejatinya mereka lebih mirip iblis yang menyombongkan diri di hadapan Allah. Seolah lebih pintar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dalam menghadapi pemikiran yang menyesatkan semacam ini, maka kaum muslim mau tidak mau harus memurnikan pemikirannya dengan Islam. Meningkatkan keimanannya kepada Allah dengan banyak mengkaji ilmu Islam. Dan tidak lupa bergurulah pada orang yang tepat. Guru yang mampu mengajak kita taat dan tunduk pada aturan Allah. Serta bangga akan identitas muslimnya dengan mengenakan jilbab sebagai salah satu kewajiban.
Selain itu, peran negara haruslah benar-benar berfungsi. Merebaknya pemikiran sekuler dan liberal saat ini tidak terlepas dari abainya negara menjaga kemurnian berpikir kaum muslim. Kaum muslim bahkan 'dipaksa' menerima pemikiran ini.
Betapa dahsyatnya orang-orang kafir merusak pemahaman umat. Dengan paham liberal, mereka berupaya menyesatkan umat dari jalan kebenaran. Di sinilah pentingnya negara menerapkan syariat Islam agar umat tak lagi teracuni dengan pemikiran asing yang sesat menyesatkan. Semua akan terwujud dengan hadirnya perisai hakiki umat, yaitu Khilafah Islamiyah yang tak lama lagi hadir di tengah-tengah kita. Wallahu a'lam.