Mohon tunggu...
Indri Ngesti
Indri Ngesti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aktivis Muslimah
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pembelajar Perindu Surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Distorsi Idola Milenial dalam Fenomena Korean Wave

27 September 2020   19:36 Diperbarui: 27 September 2020   19:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Korean Wave atau gelombang Korea adalah adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia. Umumnya Hallyu memicu banyak orang-orang di negara tersebut untuk mempelajari Bahasa Korea dan kebudayaan Korea.

Tidak bisa dipungkiri, cukup banyak orang yang tertarik menonton drama Korea, mendengar music K-pop (Korean pop), makanan khas korea, pakaian khas korea, belajar berbahasa korea (hangul) bahkan brand-brand dari korea mulai merajalela di tengah krisis global ini. Korea Selatan adalah salah satu dari sepuluh negara teratas dunia sebagai eksportir budaya dan Korean Wave dimulai dengan meng-ekspor drama TV Korea seperti Autumn Fairy Tale, Winter Sonata, Dae Jang Geum (Jewel In The Palace), dan Princess Hours di seluruh Asia Timur dan Asia Tenggara.

Keberhasilan pertumbuhan drama korea segera diimbangi dengan film korea, musik pop, makanan dan bahasa. Meskipun populer di seluruh Asia, pengaruh Korean Wave paling terlihat di Cina, Jepang dan Asia Tenggara, lalu menyebar ke India, Timur Tengah, Asia Tengah, Iran, Israel, Turki dan Rusia

Oleh karenanya banyak orang silau dengan kemajuan Korea, termasuk orang nomor dua di Indonesia. Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin berharap tren Korean Pop atau K-Pop dapat mendorong munculnya kreativitas anak muda Indonesia. Ia berharap anak muda lebih giat mempromosikan budaya bangsa ke dunia internasional.(tirto.id. 20/09/2020)

Banyak respon bermunculan akan statement  Ma'ruf Amin. Salah satunya dari Ahmad Dhani, yang mengatakan bahwa Bapak Wapres tidak memahami terkait musik. Musikalitas musisi Indonesia menurut Ahmad Dhani jauh lebih unggul dibandingkan dengan Korea, maka tidak perlu kita mencontoh mereka. Dalam kacamata lain kita jumpai bahwa Kpop hasilkan banyak materi bagi para pelaku industrinya  namun rentan kerusakan lifestyle, diantaranya adalah banyaknya kasus bunuh diri di negeri ginseng tersebut.

Korean Wave tentu saja menghasilkan keuntungan bagi negeri asalnya, namun saat kita cermati ternyata gelombang tersebut mengekspor budaya kerusakan keseluruh dunia. Lebih mirisnya Indonesia menempati urutan kedua teratas dalam fenomena Korean Wave ini. Astaghfirullah

Milenial khususnya milenial muslim saat ini sangat mudah terdistorsi dalam menentukan idola yang mereka jadikan panutan. Diperparah dengan Korean Wave mereka justru terkadang "salah" dalam menentukan idola, akhirnya mereka tidak sadar menjadi follower yang minus jati diri.

Sepatutnya generasi muslim didorong kuasai dan promosikan ajaran Islam, yang akan menjadikan Islam sebagai sumber life style global. Seorang muslim yang getol untuk mendakwahkan Islam harusnya yang menjadi panutan milenial. Sebut saja Muhammad Al Fatih, dalam usianya yang masih sangat muda sudah dapat menaklukan Konstantinopel. Inilah gambaran pemuda yang memiliki idola yang benar dan life style yang benar yaitu Islam.

 Islam menjadikan pemuda memiliki gambaran yang jelas terkait tujuan hidup yang dibangun berdasarkan aqidah Islam. Menjadikan generasi muslim memiliki tujuan hidup yang benar. Yang pada akhirnya akan menjadikannya sebagai agent of change yang membawa kembali kejayaan Islam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun