Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tanggal 29 Juni 2021 tercatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia sebanyak 20.467 yang terkonfirmasi. Sehingga, total kasus yang terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia mencapai 2.156.465 orang. Kasus tersebut membuat Indonesia menduduki peringkat 17 dari 222 negara yang terkonfirmasi Covid-19 tertinggi di dunia.
Angka terkonfirmasi yang tinggi akibat Covid-19 menjadi tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah dalam penanganan permasalahan kasus kesehatan di Indonesia. Dalam menghadapi pandemi Covid-19, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) perlu dilakukan terutama tenaga kesehatan di rumah sakit. Namun, penggunaan APD tetap perlu ditingkatkan kualitas kenyamanannya.
Salah satu permasalahannya adalah faktor kenyamanan APD yang masih kurang optimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Davey et al., (2020), didapatkan responden sebanyak 72,3% melapor kepanasan, 89,7% tidak nyaman, dan 98,7% mengalami peningkatan keringat selama menggunakan APD. APD yang kurang ergonomis khususnya pada hazmat suit, cenderung membuat badan berkeringat karena harus bertahan pada lingkungan kedap udara dalam waktu yang cukup lama dan dapat mengakibatkan dehidrasi. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja tenaga kesehatan dalam menangani pandemi Covid-19.
Demi menurunkan risiko dehidrasi pada tenaga kesehatan saat menangani Covid-19, tiga mahasiswa dari Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (FTUB) bersama dua mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB) membuat inovasi APD berbasis Internet of Things (IoT) bernama Comf-PPE.
Dalam pembuatannya, Rafa Raihan Fadila bekerja sama dengan keempat rekannya, Muhammad Yogi Nurrohman, Raihan Zhifhanur Muhammad, Andi Nurul Isri Indriany Idhil, Monika Ayu Puji Anggraini dengan dosen pembimbing Zainul Abidin, S.T.,M.T.,M.Eng.,Ph.D.
Salah satu anggota tim, Raihan Zhifhanur Muhammad mengungkapkan bahwa inovasi yang menggunakan teknologi internet ini dapat mengatasi risiko dehidrasi pada tenaga kesehatan.
"Dengan memanfaatkan teknologi internet, inovasi tersebut diyakini dapat membantu tenaga kesehatan saat bertugas menangani Covid-19. APD yang digunakan oleh tenaga kesehatan akan dialiri udara dingin agar mencegah keluarnya keringat dalam jumlah banyak. Comf-PPE berupa tabung portabel dapat dipasang dengan mudah pada hazmat suit yang telah dimodifikasi," terangnya.
Raihan Zhifhanur Muhammad juga menjelaskan cara kerja dari Comf-PPE ciptaan timnya, yaitu:
- Menempatkan posisi tabung di belakang hazmat suit.
- Tabung dipasang terlebih dahulu pada hazmat suit yang telah dihubungkan melalui selang.
- Ketika tombol on pada tabung ditekan maka LCD display akan menyala.
- Beberapa informasi termasuk data suhu, kelembapan, serta aliran udara dalam hazmat suit akan tampil pada LCD display dan web. Adapun web dapat diakses pengguna melalui handphone maupun komputer.
- Apabila terdeteksi suhu tinggi dalam hazmat suit maka tabung akan menghisap udara panas tersebut, lalu dikeluarkan menjadi udara yang memiliki suhu rendah. Setelah itu, udara tersebut akan dibersihkan terlebih dahulu menggunakan sinar UVC.
- Udara yang sudah dibersihkan dan memiliki suhu rendah akan didorong keluar (output) ke hazmat suit kembali.
- Comf-PPE juga dilengkapi dengan indikator yang berfungsi sebagai reminder kepada pengguna apabila sistem mengalami error.
- Data-data pengguna yang terdeteksi pada Comf-PPE secara otomatis akan tersimpan sebagai riwayat kesehatan.