Mohon tunggu...
Ana
Ana Mohon Tunggu... Operator - Pengelana mencari sahabat pena

I see the world through reading. The world sees me through my writing.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Datang dan Pergi

5 Agustus 2022   21:50 Diperbarui: 6 Agustus 2022   12:15 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah, mengapa manusia datang dan pergi?
Berlalu lalang tanpa menetap.

Itulah kehidupan. Bahagia dan sedih pun datang dan pergi bukan?

Mengapa tak bisa hanya bahagia saja?
Mengapa tak bisa bahagia itu kita pertahankan.

Jika kau menahannya, akan ada yang terluka.

Maksudmu?

Semua yang memang diharuskan pergi, sudah ketentuannya. Sudah jalannya.
Walaupun kau berusaha sekuat apapun, ketika waktunya melepas kamu perlu lakukan.

Tapi sulit ayah, barusaja aku bahagia kemarin.

Memang sulit. Tak ada yang abadi di bumi ini.

Oh ya, aku hampir lupa.

Tapi tidak adil ayah, kepergian itu meninggalkan luka. Mengapa harus pergi jika hanya akan meninggalkan luka?

Kepergian memang akan meninggalkan jejak. Menjadi luka bagimu, dan menjadi kebahagian bagi yang lain. Namun jangan khawatir, luka itu lambat laun akan terobati, kamu perlu sabar.
Lakukan sisa hidup dengan penuh rasa syukur dan suka cita, kelak kamu akan ditujukan pada hal-hal yang lebih baik.
Terkadang kamu perlu belajar bagaimana untuk melepas. Ini yang tidak diajarkan di bangku sekolah.

-hilde dan ayah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun