Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadiah Ibu Tak Ternilai Bagiku

23 Desember 2017   11:22 Diperbarui: 23 Desember 2017   12:31 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batik Tulis Hadiah Ibu Tahun Lalu | Dokpri

Ibu Sekaligus Kepala Keluarga

Ibu seorang pensiunan kepala sekolah sd negeri. Dalam usianya yang sudah melampaui 80, beliau masih aktif mengerjakan tugas rutin rumah tangga, seperti memasak, dan kadang mencuci pakaian meskipun memakai mesin cuci.

Sejak kami anak-anaknya masih kecil, hingga kini ibu rajin bangun pagi-pagi, mandi pagi-pagi, dan selalu rapi. Bagi saya itu sungguh mengagumkan, mengingat banyak orang yang jauh lebih muda darinya sering mengeluhkan malas ini, malas itu, termasuk mager (malas gerak).

Saat anak-anaknya masih belum dewasa, ibu rajin menjaga kesehatan dengan minum jamu secara teratur. Sejak dua dekade yang lalu, ibu teratur minum vitamin yang sesuai dengan kebutuhannya. Saya ingat waktu kecil, kami mendapatkan vitamin yang secara berkala berganti jenisnya. Dari vitamin a, vitamin b kompleks dan lain-lain.

Setiap hari natal, ibu membagi-bagi hadiah buat seluruh anggota keluarga, dari anak, mantu, dan cucu. Hadiah itu dibungkusnya dengan kertas kado warna-warni, dan masing-masing ditandai dengan nama penerima. Oh, tulisan tangan ibu bagus pakai sekali, bahkan sampai sekarang. Tulisannya besar dan jelas, gagah, rapi, dan tidak tampak kuno.

Semua hadiah yang pernah diberikan oleh ibu kepada saya selalu membuat saya terharu. Hadiah ulang tahun, hadiah natal, dan hadiah-hadiah yang tidak selalu dihubungkan dengan hari istimewa tertentu.

Koper ibu, kini menjadi tampat arsip pentingku |Dokpri
Koper ibu, kini menjadi tampat arsip pentingku |Dokpri
Koper Jadul Namun Cantik

Ketika pertama kalinya saya mendapat panggilan tes kerja di jakarta, saya menggunakan koper ibu bermerek "hara". Pada zaman itu, koper itu tampak keren. Warnanya biru donker, bahannya seperti dari bahan keras tapi tidak mudah pecah. Koper itu ada sistem pengamanan dengan nomor kode pada penguncinya. Sampai kini, koper itu tetap utuh dan berfungsi seperti ketika pertama kalinya ibu beli. 

Saya tidak pernah mengembalikan koper itu, ibu tidak pernah menanyakannya. Ketika ibu perlu koper untuk traveling, beliau membeli koper baru. Sampai kini, koper itu menjadi warisan yang selalu mengingatkan saya pada ibu yang "modis", suka benda cantik meskipun tidak harus mewah. Duh, menuliskannya membuat saya terharu.

Satu hal yang menambah makna koper adalah karena ibu membeli koper itu saat harus ke jakarta untuk mengurus taspen almarhum ayah. Di usia 44, ibu menjadi orang tua tunggal bagi saya dan adik-adik. 

Saat saya memakai koper itu pertama kalinya, kondisinya masih sangat baru. Karena saya tidak merawatnya dan menaruhnya di tempat yang khusus, koper itu mengalami sedikit penuaan tampilan, khususnya di bagian "list" bukaannya yang terbuat dari metal. Mungkin seusai menuliskan catatan ini, saya akan mencoba membersihkannya agar tampak kinclong kembali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun