Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cinta] Ramuan Cinta Kedai Bakmi

15 Maret 2020   23:47 Diperbarui: 16 Maret 2020   09:57 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul lima sore, Bakmi Jawa Pak Sastra sudah menguarkan aroma kaldu ayam dan tumisan bawang putih dan telur. Setiap kali aku perlu ganti suasana, aku meniatkan diri menuju depo Bakmi yang lokasinya kujangkau dengan berjalan kaki.

Pasutri Sastra bekerja bahu membahu, dan dalam tutur percakapan mereka yang lembut, di mataku mereka adalah simbol mimi lan mintuno. Saling peduli, serba nyambung, dan itu menguatkan ikatan mereka, sekaligus menjadi inspirasi para pelanggannya.

Mereka sudah punya anak yang berumah tangga, memberikan eyangnya dua cucu yang cantik dan lucu. Hidup yang melalui siklus nyaris sempurna, kecuali bila ada saja hal yang membuat manusia tidak pernah ada puasnya.

Pak Sastra menikahi isterinya sekitar tiga puluh tahun lebih. Sebagai abdi negara berpangkat eselon 5, dia termasuk pegawai yang bersahaja. Satu falsafah yang tidak jemunya dia bagikan pada isteri dan kedua anaknya, "Hidup jangan ngoyo. Menyikapi semua itu sakmadya saja, jangan lebih pun jangan kurang."

Setelah pensiun, Pak Sastra sepakat mencicingkan lengan baju mendukung usaha kuliner khas Jawa.

Ada kesetiaan pelanggan, komitmen pelayanan terbaik dari penjual kepada pelanggan, dan kecintaan serta kerinduan selalu dekat dengan akar budaya leluhur, itulah tampaknya yang mengokohkan Bakmi Jawa Pak Sastra sebagai ikon kuliner Solo yang digemari banyak kalangan.
"Bakmi Jawa Pak Sastra" memenangkan hati pecinta kuliner Jawa, di sana pelanggan melihat ramuan istimewa tiada dua: CINTA!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun