Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perjumpaan Bermakna

2 November 2019   14:12 Diperbarui: 2 November 2019   20:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjumpaan Bermakna | Sumber: pixabay.com

Ini sekeping cerita biasa. Mungkin kau pernah mendengar sebelumnya. Atau ini sketsa hidup kita. Seseorang menjumpai sahabatnya, sambil menggenggam sebongkah tekad.

Kehidupan tidak bulat, pun tidak mulus atau tergambar lurus.
Dua sahabat bertukar pendapat, membagi pengalaman dan keluh. Ada empati yang kuat, dan kepercayaan menjadi falsafah bersama.

Siang benderang semarakkan perbincangan.
"Aku hendak mendaki gunung !"
Seorang sahabat mendengarkan dengan hikmat, demi mendukung penuh  kehati-hatian. Dia memastikan niat yang teruji, bukan berbekal emosi.

"Baiklah, kelak kan kujemput cerita pendakianmu dengan bangga," katanya.

Tiba-tiba pundak sahabat itu terguncang. Berat rasanya menahan desakan di dada.
"Aku sudah lama menunggu dalam ragu. Kini lebih baik mendaki gunung berbatu terjal, menuruni jurang yang akan kutapaki dengan doa dan harapan," isaknya.

Dua sahabat saling berpandangan, lalu satunya tersenyum. Ditepuknya pundak sahabat dengan lembut. "Setitik harapan dan doa tulus itu luar biasa. Kau hebat! Bawalah serta titipan rinduku. Kau akan mencapai puncak gunung itu, menancapkan tiang kemilau dengan bendera Sang Pemenang."

"Aku tahu mengapa menjumpaimu. Kau saksi setia perjalananku," senyum kelegaan menghiasi wajahnya.
"Aku akan berangkat pekan depan. Terima kasih, Sobat!"

Langit lazuardi tersibak megah.
Awan kelabu berlalu, malu.
Segenggam tekad akan ditunaikan.
Sebuah asa menggema.
Menyegarkankan daya insan letih.

:: Indria Salim::

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun