K-Nangkring Terakhir di 2018, Peluncuran dan Bedah Buku "Gizi Penopang Negeri"

Inilah Buku DBA,

Membuka-buka buku baru, yang di dalamnya ada tulisanku. Sebuah momen terkait aspirasi, obsesi, mimpi, kebutuhan berbagi, inspirasi, dan semua yang bergizi bagi jiwa dan raga.

Hari Jumat, 21 Desember 2018, bertempat di The Hook, Jakarta Selatan -- sejumlah blogger yang tersaring dalam wadah Danone Blogger Academy -- DBA (angkatan pertama 2017 dan angkatan kedua 2018) menghadiri acara Peluncuran dan Bedah Buku "Gizi Penopang Negeri", yang diterbitkan oleh Kompasiana yang berkolaborasi dengan Danone Indonesia.

Sambutan oleh Bambang Purwanto, SKM, MKM - Kasubdit ProKes, Kemenkes |@Indria Salim

Bedah buku (ki-ka): Moderator Cynthia, Indria Salim, Yayat, Widha Karina |Foto: Ani Berta

Buku "Gizi Penopang Negeri" adalah kumpulan karya akhir 40 blogger DBA, yang isi dan penyajiannya dalam buku dibagi dalam empat kategori (Bab), yaitu: "Air dan Kehidupan", "Makanan Tak Kalah Penting", "Gizi untuk Kesehatan", dan "Kita dan Lingkungan Hidup".

Suatu kehormatan bagi kami para peserta DBA, karena buku ini mendapat penguatan Kata Sambutan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Niken Widiastuti -- Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik), Danone Indonesia (Vera Galuh Sugijanto -- VP General Secretary), dan siapa lagi kalau bukan "pawang" alias Chief Operating Officer Kompasiana, Nurulloh.  

Direktur Komunikasi, Danone Indonesia - Arif Mujahidin |@Indria Salim

Widha Karina menjelaskan tentang proses penerbitan buku DBA |@Indria Salim

Terwujudnya buku ini, selain konten keroyokan alumni DBA, juga merupakan jerih payah "bidan" kepenulisan, Kang Pepih Nugraha (COO pepnews.com), Content Superintendent Widha Karina, dan proofreader (freelance) Nur Hasanah, mantan Admin Kompasiana.

Sambutan oleh COO Kompasiana, Nurulloh | @Indria Salim

Tampilan isi buku

Saat acara bedah buku yang semula direncanakan menghadirkan Kang Pepih Nugraha, lalu terimprovisasi menjadi bincang-bincang antara Widha Karina (wakil Kompasiana) dengan dua relawan terciduk, Indria Salim (DBA1), dan Yayat  (DBA2).

Widha Karina mengungkapkan "kesulitan" saat menyelaraskan 40 tulisan khas penulis masing-masing, agar semua tersaji renyah, asik dibaca, tidak menonjol nuansa "jurnal ilmiah", dan faktor lainnya yang membutuhkan konsentrasi khusus menjadikannya satu buku yang padu. Menurut COO Nurulloh, Kompasiana sudah menerbitkan beberapa buku antologi sebelumnya.

Yah, Kompasianer pada umumnya tentu senang kalau Kompasiana bikin lagi di masa mendatang. Anggap saja sebagai #resolusitahun2019, eh itu kalau saya mungkin ya.

Moderator Cynthia yang keren, membuat kami yang di panggung membagi pengalaman tentang proses kreatif dalam menulis karya akhir DBA, kesulitannya, dan sebagainya. Kompasianer Yayat sempat menangis tipis dalam mengungkapkan pengalamannya menulis untuk DBA.

Sebenarnya itu juga yang saya rasakan, keharuan dan rasa syukur. Soal keharuan ini bahkan saya sampaikan kepada teman duduk di sebelah saya saat itu, blogger top yang juga Kompasianer, Ani Berta.

Meskipun bagi saya ini bukan antologi pertama yang diterbitkan melainkan yang ke-6. keharuan dan rasa syukur ini sangat khusus terasa. Terima kasih Danone Indonesia (Direktur Komunikasi Arif Mujahidin, Corporate Social Media & Event Indah Tri Novita, dan Management Trainee Corporate Chika Wasitova serta tim), Kompasiana, Kang Pepih Nugraha, dan semua yang terkait dengan kenangan mengikuti tahap demi tahap proses dan acara DBA.