Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kesasar Karena Selfie, Nggak Lagi-lagi (Jangan Ditiru!)

13 November 2018   05:40 Diperbarui: 13 November 2018   06:05 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panik cari tumpangan | pixabay.com

Keasyikan jeprat-jepret sudut kota yang menawan, aku sok tahu jalan kaki menuju seberang, melintasi  sekitar 4 persimpangan lampu merah. Kulihat bus rute pulang di ujung jalan, celakanya aku salah kira. Sudah bagus sampai ke tepi, dan berada di sekitar pedagang minuman dan pelanggannya -- aku malah berjalan masuk menjauh dari mereka, dan masuk lajur tol. Baru menyadari hal ini  setelah kira-kira 10 menit jalanku tak berujung ke trotoar. Semula kupikir aku telah mencapai jalur non-tol di bawahnya. Lokasi tepatnya kejadian di mana? Tebak saja, ya? Itu pun tidak terlalu penting untuk saat ini.

Selfie boleh asal dengan cara aman | dokpri
Selfie boleh asal dengan cara aman | dokpri
Mau balik badan jelas itu ide  gila, dan memangnya aku mau menyelinap ke mana. Tak ada jalan kembali!

Lewat petunjuk arah, kuberharap ada sebuah persimpangan di mana kubakal dilewati kendaraan umum menuju pulang. Untungnya kondisi macet,  maka langkahku paralel dengan merambatnya kendaraan. Ada dua taksi lewat, tapi berpenumpang.

Setelah berusaha tabah dan menahan malu, aku sampai di area segitiga persimpangan (seluas badan) untukku berhenti. Aroma bangkai tikus menyambut kedatanganku. Untung aku bawa masker yang masih baru di dalam tas. Cepat-cepat kuambil dan kupakai untuk melindungi paru-paruku (halah!).

Aku berusaha tampak tenang, dan elegan (wuidih!). Padahal, mukaku panas serasa sedang demo telanjang sendirian haaha. Aku waras, kok. Di luar peristiwa itu, aku memang berbakat nyasar.

Setelah sekitar 5 menit memaparkan diri di bawah terik Sang Surya, bus AC rute tempatku berjalan pelan. Bus melambat, dan kumenghambur masuk dengan kelegaan tak terhingga.

Penumpang di sebelahku seorang ibu-ibu sebayaku, dengan rok panjang jeans dan kaos panjang serta berjilbab rapi dan wangi, kuajak senyum, sedikit basa-basi dan berbincang melepas sisa kepanikanku.

"Yuk kita turun, sudah sampai kita," ibu itu mengingatkanku.

"Lho, biasanya bus ini berhenti dulu di rest area Karang Tengah, apa sudah terlewat?"

Si ibu tersenyum, "Tadi sudah."

Kondektur yang sepuh dan semula tampak capek dan mengantuk di ambang pintu menyahut, "Ibu bahagia ya ngobrolnya, sampai nggak terasa sudah melewati rest area."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun