Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lima Alasan Menulis, Menurut Anda?

16 September 2018   07:59 Diperbarui: 16 September 2018   09:13 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak cara untuk belajar menulis |Dokumen pribadi

Bangun pagi, meditasi, menyeruput kopi panas, oh nikmatnya. Sambil menunggu saat yang tepat untuk olah raga jalan pagi, maka saya memikirkan kenapa ada orang yang terus menulis, di mana pun, dan kapan pun. Berikut ini yang saya pikir sebagai kemungkinan jawabannya. Tentu ada lebih banyak alasan, ini sebagian di antaranya.

Menulis untuk berbagi cerita dan pengalaman. |Foto: Indria Salim
Menulis untuk berbagi cerita dan pengalaman. |Foto: Indria Salim
Mengatasi Masalah, atau Aktualisasi Diri
Menulis mengurangi beban pikiran karena suatu masalah yang dirasa berat dipikul, sementara tidak semua orang dapat mengutarakan hal ini kepada orang lain. Dalam hal ini, maka menulis menjadi salah satu alternatif yang baik. Tentu ada beberapa batasan agar menulis dengan alasan ini tidak mengakibatkan hal sebaliknya, yaitu mengatasi masalah dengan hal yang menyebabkan adanya masalah baru. 

Bagi sebagian orang, mengurangi beban pikiran adalah dengan cara bercerita dengan seseorang atau banyak orang yang dirasa dapat mereka percaya. Ada yang sampai membawa hal ini ke psikolog, yang ujung-ujungnya mengharuskan mereka sendiri bercerita panjang lebar soal permasalahan yang mereka alami. 

Pernah dengar kisah seperti ini? Jadi mungkin ini jawaban mengapa sebagian orang menuliskan masalah mereka di tembok facebook, atau di media sosial lainnya. Mereka butuh kanal pelepasan pikiran ruwet, atau ekspresi atas peristiwa yang terjadi pada mereka, tidak saja hal yang membuat galau namun juga hal yang membuat gembira, bangga, bersemangat dan sebagainya.

Menulis Sebagai Sarana Mencapai Suatu Tujuan
Beberapa motivator mengatakan bahwa agar impian kita terwujud, agar kita termotivasi melakukan hal yang membuat kita semakin dekat dengan impian menjadi nyata, adalah dengan menuliskan target capaian kita agar diketahui oleh orang lain dan sekaligus menjadi pengingat diri untuk tetap termotivasi. Ini yang para ahli motivasi sebut sebagai "memvisualisasikan tujuan dan impian". 

Beberapa penulis yang sudah diakui dunia pun pernah membagi pengalaman soal ini. Mereka menaruh tulisan di papan tulis atau di kaca lemari, misalnya begini, "Novelku akan terbit jika aku menulis 500 kata setiap hari." Mereka benar-benar melakukannya, dan memang mereka juga mengalami penolakan dan penolakan sebelum akhirnya berhasil dengan novel mereka. Ini kisah nyata, lho.

Menulis untuk Memenangkan Lomba
Menulis, lomba ngeblog, dan sejenisnya. Tidak semua orang menulis untuk mendapatkan hadiah atau mendapatkan pujian. Walau begitu, sah-sah saja bila sebagian penulis atau sebagian orang lebih termotivasi untuk menulis dalam suatu lomba. 

Mereka tertantang menulis yang terbaik, menjadi yang terbaik di antara penulis lainnya. Mereka ini tidak saja penulis baru, namun juga orang-orang yang sudah punya jam terbang tinggi. Lagian, di zaman digital ini, menulis adalah satu hal yang bila ditayangkan secara online, maka besar kemungkinan ada kesempatan monetisasi. 

Kompasiana pun seperti kita tahu, sudah beberapa saat memotivasi Kompasianer menulis lebih rajin, lebih bagus dan untuk itu, memberikan apresiasi finansial sesuai kriteria dan peraturan yang berlaku di Kompasiana atau program terkait.

Menulis untuk Berkarya
Sebagian orang mengalami kepuasan batin atau mental dengan menulis, dan itu khususnya bagi mereka yang menikmati apa yang disebut proses menulis -- katakanlah, dari menangkap ide, bahkan kadang memikirkan sesuatu yang bisa ditulis, mengembangkan idenya, dan memolesnya menjadi menarik, sampai mereka cukup percaya diri untuk mengunggahnya di platform blog, atau mengirimkan naskah mereka ke penerbit. 

Proses ini bisa saja butuh waktu dua jam, sehari, seminggu, bahkan berbulan-bulan atau lebih. Inilah yang menurut saya menjadi alasan mengapa orang menulis, bahwa dengan menulis, orang merasakan kepuasan "mencipta", atau "berkarya".

Menulis untuk Membuat Perubahan, atau Memberikan Dampak
Orang yang menulis dengan alasan ini sedikit banyak mengesampingkan imbalan materi, dan sebaliknya mereka fokus pada tanggapan pembaca, atau kebutuhan untuk bisa menjadi sosok menginspirasi bagi orang lain atau memberikan perubahan baik bagi lingkungannya.

Contohnya? Orang yang menulis tentang perlunya menjaga kebersihan lingkungan, ajakan untuk mencintai dunia baca, ajakan untuk tertib membuang sampah, tertib mengantre, perlunya mengkonsumsi buah demi kesehatan, dan sebagainya.

***

Kita semua memiliki motivasi tersebut di atas, punya satu, dua, atau bahkan semua alasan tersebut di atas -- meskipun mungkin tingkat intensitasnya yang berbeda-beda. Memahami motivasi dasar kita dalam kegiatan menulis, bisa membuat kegiatan lebih menyenangkan, menantang, menguji nyali, dan meningkatkan semangat untuk mengambil setiap kesempatan yang ada demi menulis asik, menulis produktif, dan menulis hal-hal yang baik dan terbaik. Demikian, dari lima alasan menulis di atas, bagaimana menurut Anda? 

Oke, di luar sudah semakin terang dan hangat. Cangkir kopi saya sudah hampir kosong. Saya cukupkan sampai di sini. Jalan-jalan pagi dulu, bercanda dengan alam asri di sekeliling rumah, dan menyumput berkah. Salam Kompasiana Beyond Blogging. | Indria Salim |

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun