Memandang ke depan, menampik surut
Kini ada, melintasi waktu
Tiada ruang hampa, tidak pula menunggumu
Sebuah tanya menjadi mulanya
Siapakah kau yang terus melangkah?
Batu penjuru bangunanmu, lesap bila silap
Memburu matahari kau bisa mati
Bagaimana pun, kematian di bumi itu sebuah keniscayaan
Ambisi harus memberi arti, kehidupan yang hakiki
Bukan, bukan prestasi menebar janji
Bukan, bukan mematahkan jalan sesama
Ada yang bergejolak di dalam
Hidup bukanlah perlombaan semata
Persoalan kalah dan menang yang gemuruhkan riak jemawa
Musafir sejati bertarung melawan diri
Melayari jeram sunyi, mendaki kubah berasap, menyisir lembah gelap
Lari bersama bayangan suram, dan menaklukkan gaungnya.
Salam Kompasiana Beyond Blogging | Indria Salim |