Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Si Beringin Tua dan Kenangan di Hutan Jati

5 April 2018   22:03 Diperbarui: 6 April 2018   07:08 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beringin dan Kenangan |Foto: Indria Salim

Pohon beringin itu mungkin umurnya setua nenek buyutku, atau nenek buyutnya nenek buyut. Itu namanya nenek canggah. Aku menyebutnya Si Beringin Tua. Sulurnya yang panjang dan sebesar tambang kuli pelabuhan, menambah perkasa Si Beringin Tua. Ah sebut saja SBT. 

Setiap jam istirahat pukul 9.30 wib, Wahyuni, Sawitri, Muji, Ratna, Sekartaji, dan dua teman lainnya aku sudah lupa namanya, dan aku sendiri reriungan di bawah SBT. Sambil membuka bekal masing-masing, kami mengobrol ngalor ngidul. Lalu Muji mulai memancing teman-teman lain mendesakku bercerita. Mereka suka dengan cerita khayalanku. 

Aku memang memakai banyak cara yang bikin teman jadi penasaran. Lalu dari reaksi teman-teman itu, muncullah ide cerita. Ngarangnya benar-benar ngawur. Ngarang maksimal, begitulah. Seringnya aku kehabisan ide di tengah-tengah cerita, namun begitu aku diam teman-teman pada heboh.

"Ayolah, terusin ceritanya. Masih ada waktu 10 menit lagi. Kata Ibuku, cerita harus sampai selesai. Kalau tidak, bakal ada yang meninggal karena ada yang menghentikan cerita sebelum selesai," begitulah Muji memang menyebalkan.

Lalu akupun mencoba memanjang-manjangkan cerita, entah isinya nyambung atau tidak. Sesekali kulihat wajah teman-teman, karena saat bercerita suasana jadi hening. Wuih seperti apa saja ya? Kalau otak lagi buntu, aku alihkan saja perhatian temanku dengan menceritakan kisah seorang bapak dan anaknya. 

Begini, ...
Ada seorang bapak. Dia menemani anaknya tidur. Ibunya sedang sibuk di dapur, bekerja lembur. 

Lalu Anak berkata, "Pak, mbok aku didongengin."

Si Bapak, "Okelah kalau begitu. Pada suatu hari, ada seorang bapak. Dia menemani anaknya tidur. Si anak minta bapaknya mendongeng buatnya. 

'Pak, mbok aku didongengin.'

Bapak, 'Okelah kalau begitu. Pada suatu hari, ada seorang bapak. Dia menemani anaknya tidur. Si anak minta bapaknya mendongeng buatnya.'

Dan selanjutnya. Tahu kan maksud saya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun