Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Catatan Kecil "Menjelajahi" Kompasiana

21 Januari 2018   16:02 Diperbarui: 2 Februari 2018   00:44 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wefie 'colongan' bersama Admin Kompasiana |Foto: Dokumentasi Pribadi

Di penghujung tahun 2017, kegiatan dan agenda pribadi tidak memungkinkan saya sering-sering mengunjungi rumah Kompasiana. Padahal sekali mengintip sedikit dari celah jendela, rumah Kompasiana tampak terang bercahaya, penuh canda tawa dan celoteh para penghuninya. 

Pengelola rumah sibuk menyiapkan banyak perhelatan, mengundang keluarga besar Kompasiana untuk turut serta menyemarakkan suasana dari satu perhelatan, ke perhelatan berikutnya. Ada lomba terkait produk-produk PT Eagle Indo Pharma, ada peringatan Hari Ibu, ada berbagai acara nangkring terkait tema perbankan, sertifikasi halal, dan lain-lain.

Event lomba Kurasi Akhir Tahun juga membuka lebar kesempatan bagi Kompasianer untuk meramaikannya, meski sebenarnya ini adalah kegiatan yang menuntut rasa percaya diri yang luar biasa bagi pesertanya (baca: saya). Mengapa? Karena mayoritas artikel-artikel di Kompasiana itu bagus, menarik, bermanfaat, unik, menambah wawasan, kreatif, dan menghibur. Dalam pelaksanaan 'seleksi', saya harus menjaga jarak dengan nama-nama penulis agar bisa fokus pada konten. Lha saya ini siapa kok berani-beraninya 'membuat daftar jumlah terbatas' dari ratusan (baca: puluhan) 'short listed articles' calon terkuras(i) hasil karya Kompasianer keren lintas usia, jender, dan latar belakang profesi. Itu yang sempat saya sebut sebagai "uji nyali" bagi saya.

Beruntung bahwa pada akhirnya saya memberanikan diri membuat Kurasi Akhir Tahun, sayangnya itu baru dimulai setelah tenggat lomba tinggal beberapa hari lagi. Walau demikian, saya berusaha menelusuri artikel-artikel yang sedemikian rupa hingga menjadi proses dan metode paling efektif dalam proses pelaksanaannya, ya itu sih menurut saya.

Sampai menjelang tenggat berakhir, saya sudah punya daftar artikel yang menjadi bakal kurasi. Karena beberapa kendala teknis (cie cie -- sok ngomong gaya 'orang-orang proyek'), yang selesai menjadi artikel utuh sampai terpublikasikan di Kompasiana cuma dua! Dari sini saya merasa sedih hehehe. 

Selain Kurasi Cerpen dan Kurasi Artikel Humaniora ini, sebetulnya banyak artikel dengan beragam kategori yang sudah terciduk dan masuk ke dalam belanga, namun saya belum sempat memasaknya menjadi sajian kurasi akhir tahun yang lengkap. Sedihnya itu, ada 'rasa bersalah' karena tulisan-tulisan bagus, tapi tidak masuk daftar. Lha, ini membuat saya kebayang gimana kita memilih pemenang sebuah lomba dengan peserta yang luar biasa banyaknya, dan kualitas karya bersaing ketat. Ini baru pengalaman kurasi 'kecil-kecilan' atau kurasi 'regional' kawasan dunia bagian Kompasiana. #weleh.

Menelusuri dan meneropong karya para Kompasianer, membuat saya kagum. Kesan yang saya dapatkan adalah bahwa mayoritas Kompasianer membuat karya sepenuh hati, terasakan kecintaan mereka dalam membagi buah pikiran, pengalaman, pengetahuan, bahkan hal-hal yang tampak sebagai tulisan ringan itu sebetulnya memuat pesan yang serius. Memang tidak semua seperti itu, namun lebih banyak yang menyentuh hati dalam arti kita dapat merasakan (baca: melihat) integritas mereka dalam berbagi. #integritas 

Eksis Berkat Nulis |Foto: Indria Salim
Eksis Berkat Nulis |Foto: Indria Salim
"Kompasiana - Sharing and Connecting", yang adalah identitas yang mendahului "Kompasiana Beyond Blogging" masih terdeteksi sampai kini. #syukurlah
Itulah yang membuat saya betah reriungan walau tidak seintens Kompasianer lainnya. Dari beberapa artikel dan komentar, saya menjumpai beberapa ungkapan yang menunjukkan rasa memiliki para Kompasianer terhadap rumah literasi dan kreasi ini. Ungkapan seperti misalnya, "Saya kangen Kompasiana", "Saya kembali lagi ke Kompasiana", dan semacamnya terdengar di sana sini.

Sedikit #OOT-- bagaimanapun, semua aspek kehidupan ada dinamikanya. Pun keberadaan dan keterlibatan para penulis di Kompasiana. Ada yang pergi dan lama tidak terdengar kabarnya, ada yang pergi dan memberitakan dirinya baru kembali, ada yang sama sekali tidak terdengar kabar beritanya dan saya tidak melihat nama dan tulisan mereka di 'tempat lain', semoga yang terakhir ini dalam keadaan sehat, bahagia, dan produktif -- bahkan mungkin makin sukses sebagai penulis atau sebagai profesional di bidang lain. Harapan ini juga berlaku dan ditujukan kepada Pengelola Kompasiana dan seluruh tim cerianya. #padahalmumet_ya

Sekian dulu catatan saya kali ini, semoga kita semua terus mencintai apa yang kita lakukan, mampu menjaga api semangat hidup bermanfaat bagi diri pribadi dan orang lain. #mendadakpidato

Salam Kompasiana Beyond Blogging! :: @IndriaSalim ::

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun