Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Anda dan Saya Perlu Informasi Kesehatan di Genggaman

15 September 2017   23:59 Diperbarui: 16 September 2017   17:21 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bingung Karena Kurang Informasi

Pernah galau karena merasakan ada gangguan tubuh, misalnya mengalami ngilu-ngilu di sekujur tubuh, atau mendapati banyak daging tumbuh di leher atau wajah. Pikiran berkecamuk nggak keruan. Mau cerita ke orang lain, jatuhnya malah semakin ciut atau disalahin karena ini dan itu. Maklum, kadang pas kita ada persoalan, dalam hal ini soal kesehatan, belum tentu kita bertanya pada orang yang tepat, yang celakanya malah lebih sok tahu dari ahlinya. Nah!

Saya pernah menuliskan pengalaman terkait kesehatan di Kompasiana. Ini lebih untuk berbagi dan mengekspresikan rasa lega setelah mengetahui seluk beluk (meskipun secara garis besar) tentang gejala yang saya alami, misalnya ketika saya terkena gejala bahu beku (frozen shoulder), juga skin tags di leher. Apa yang terjadi setelah menuliskan pengalaman saya itu? Saya mendapatkan cukup banyak inboks di facebook dan juga pesan di google plus. Ada remaja, bapak-bapak, ibu-ibu, juga beberapa teman di lingkaran profesi atau komunitas saya.

Tentu sebagai orang non-medis, saya hanya menceritakan pengalaman pribadi, juga pengetahuan atau informasi yang saya dapat dari berbagai sumber informasi kesehatan. Penanya saya rujuk ke beberapa tautan (link) kesehatan yang saya pertimbangkan sebagai sumber valid dan terpercaya.

Tampaknya ini sedikit membantu para penanya itu. Maklumlah, seperti saya juga waktu sebelum mendapatkan informasi dari website, juga belum berkunjung ke dokter, saya bahkan untuk menetapkan hati mau ke rumah sakit mana, ke dokter spesialis atau dokter umum, walah -- saya lumayan kepikiran. Lalu saya bertanya di beranda media sosial tentang gejala penyakit saya, lah yang ada malah banyak komentar curcol, mereka juga sedang mencari dokter yang tepat.

Beberapa teman dekat mengirim pesan dan memberikan rekomendasi dokter yang mungkin relevan dengan keluhan saya. Saya mempertimbangkan, mencari rujukan lagi, dan akhirnya hanya satu dua yang saya ikuti. Pertama karena faktor lokasi, kedua faktor biaya, ketiga faktor sugesti, dan seterusnya.

Dalam keluarga pun, ketika anggota keluarga ada yang sakit, kecuali kita sudah punya dokter langganan, dokter keluarga, atau rumah sakit langganan, maka untuk ke dokter atau cukup membeli obat di apotik pun ada proses perundingan lebih dulu. Ada pihak yang memberi saran, ada pihak yang menampung saran dan mengikutinya, begitulah.

Untuk kasus bahu beku, setelah beberapa kali ke fisio terapi tidak menunjukkan hasil, saya ke rumah sakit besar dekat rumah, lalu bertanya ke reseposionis, lalu saya memilih dokter spesialis tertentu, dan akhirnya juga di rujuk ke dokter spesialis lainnya di rumah sakit yang sama. Tidak sesederhana apa yang kita harapkan untuk merasa tenteram telah mengunjungi dokter yang menjadi tumpuan harapan penyembuhan atas penyakit kita.

Selama proses terapi oleh dokter pun, saya terus menerus melakukan pencarian informasi agar derita bisa segera berakhir. Sependek pengalaman saya, bahu beku membutuhkan upaya penyembuhan lebih dari satu tahun, kebetulan. Di tengan proses medikasi, saya mencari tahu di kalangan teman, mencari rekomendasi tentang dokter yang tepat.

Akhirnya setelah teratur melakukan rehabilitasi di rumah sakit itu, saya mengikuti saran teman ke dokter akupuntur. Dokter itu telah menyembuhkannya dari penyakit lain, tapi dia rasa akan cocok buat penyakit saya juga. Entah sudah waktunya sembuh, atau memang dokter tersebut adalah orang yang tepat buat saya, hanya dalam empat kali kunjungan saya merasa semakin baik, dan akhirnya benar-benar bisa beraktivitas normal kembali. Bandingkan dengan jangka waktu berbulan-bulan yang saya dedikasikan buat datang ke rumah sakit dan menjalani treatment rehab itu.

Rekomendasi terpercaya! Itu kata kuncinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun