Mohon tunggu...
Indria Salim
Indria Salim Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Freelance Writer, Praktisi PR di berbagai organisasi internasional (1990-2011) Twitter: @IndriaSalim IG: @myworkingphotos fb @indriasalim

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mari Menggambar dan Mewarnai, Karena Itu Banyak Manfaatnya

23 Agustus 2017   23:33 Diperbarui: 25 Agustus 2017   20:40 2372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Sellyn Penulis Cilik |Foto: Indria Salim

Menggambar, Mewarnai, dan Fungsinya,

Menggambar bukan hanya tujuan berkarya seni tapi juga relaksasi. Menggambar juga menjadi sarana pengungkapan diri, ekspresi emosi, dan memberi efek meredakan rasa tertekan, bosan, tegang, dan sebagainya.

Coba ingat-ingat saat kita sudah mulai bisa berjalan dulu. Menurut saya, sebagian besar anak-anak kecil mulai dari 2 tahun sudah tertarik dengan kegiatan mencoret-coret, terlebih bila alat buat coret-coret itu berwarna. Pun begitu yang dilakukan oleh anak-anak saat kita sudah menjadi orang tua. Baik kita saat masih kecil dulu maupun anak-anak kita di awal kegiatannya adalah menggambar benang ruwet -- di kertas, di koran atau majalah, di tembok, atau di pintu almari pakaian. Hayo ngaku setuju.

Begitu mulai bersekolah, ketemu lagi kegiatan menggambar dan mewarnai di kelas. Sejak kindergarten, lalu TK, lanjut ke SD, SMP, menggambar dan mewarnai menjadi bagian dari kurikulum dan kegiatan yang melibatkan semua anak. Ada yang biasa-biasa saja, namun kebanyakan anak-anak suka menggambar dan mewarnai, apapun yang mereka gambar.

Di rumah, anak-anak menggambar tanpa mengenal waktu, kapan saja mereka mau dan di mana saja mereka ingin. Saya bertandang ke rumah tetangga, keadaannya sama seperti di rumah kami dulu, tembok penuh coretan anak-anak. Orang tua ada yang rajin khusus memasang papan besar menempel di tembok, jadi coretan tinggal dihapus atau diganti dengan lembar kertas presentasi besar, tanpa harus mengotori tembok. Meskipun sudah disediakan tempat khusus, kadang anak lebih suka sengaja atau ngumpet-ngumpet menggambar di tempat"lain". Begitu ketahuan, mereka tertawa-tawa bangga. Begitulah mereka.

Remaja suka menggambar sesuai selera atau pun kemampuan. Saya sendiri dulu di usia belasan tahun suka menggambar wajah orang, hanya sebatas bahu ke atas. Sebabnya, saya tidak bisa menggambar bagian tubuh selain itu. Ponakan saya usia SD, yang cowok suka menggambar dinosaurus, mobil, atau kucing. Dia juga suka mewarnai dengan pensil berwarna, crayon, atau spidol yang disediakan orang tua. Saat ulang tahun, mereka mendapat hadiah krayon atau pensil warna Faber-Castell. Maka keponakan makin hobi menggambar, lalu berkembang membuat cerita komik untuk diri sendiri. Saya sendiri beberapa kali menjadi sasaran obyek menggambar oleh anak-anak, keponakan, anak teman sekantor, waduh!

Kompasianer Indria digambar oleh Kompasianer Selda |Dokpri
Kompasianer Indria digambar oleh Kompasianer Selda |Dokpri
Saat sedang mengerjakan PR, tidak jarang anak-anak itu malah menggambar. Ini dia. Menggambar dan mewarnai menjadi semacam kegiatan instingtif atau penyaluran atas berbagai rasa dan pikiran yang bersangkutan.

Saya pernah diajak teman sekantor menemaninya membeli pensil berwarna buat sendiri. Dia memilih Faber-Castell. "Yang jelas kualitasnya," katanya sambil tertawa. Dia harus banyak menggambar dan mewarnai. Ternyata itu saran psikolognya setelah dia konsultasi atas masalah yang bikin dia galau. Dia merasa sedih setiap kali melihat serombongan keluarga melakukan kegiatan bersama. Pasalnya, ayahnya meninggal ketika teman saya berusia4 tahun.  Psikolognya menyarankan dia menggambar dan mewarnai untuk mengembalikan keceriaan masa kanak-kanak sebagai terapi saat dia kini sudah dewasa.

Manfaat menggambar dan mewarnai pada orang dewasa, bahkan orang yang sudah mendekati lanjut usia, ternyata kegiatan itu bisa mencegah atau mengurangi kepikunan.  Menggambar memberikan efek relaksasi, mengurangi stress dan ketegangan, memberi rasa tenang dan nyaman. Ya, saya percaya itu, meski sebelumnya tidak menyadarinya secara khusus.

Pada dasarnya kegiatan "ringan, sederhana, dan butuh pengulangan" itu menguatkan daya fokus kita, selain menyenangkan, memberi rasa tenang, dan melatih kesabaran. Beberapa ahli mengatakan bahwa inilah fungsi terapeutik menggambar dan mewarnai, seperti kegiatan-kegiatan yang punya karakter sama.

Produk untuk segala kebutuhan
Produk untuk segala kebutuhan
Saya gembira mendapat kesempatan mengunjungi Pabrik Faber-Castell di Cibitung, pada 11 Juli yang lalu. Kunjungan itu bersama dengan para Kompasianer dan Admin, termasuk Mas Kevin & Mbak Nindy. Acaranya adalah sosialisasi, dan edukasi tentang menggambar dan mewarnai, serta meninjau dari dekat proses produksi Faber-Castell, yang di Pabrik Cibitung itu memproduksi "Connector Pen"

Kompasianer & Information Kits Faber Castell |Dokpri
Kompasianer & Information Kits Faber Castell |Dokpri
Bapak Mulyadi (Factory Manager Faber-Castell), memberi penjelasan tentang alur produksi Connector Pen, proses dan SDM-nya, aturan dan mekanisme kerja karyawan, dan sebagainya. Pak Mulyadi memimpin tur ke spot-spot tahapan proses produksi dan peraturan yang harus dipatuhi pekerja.

Setelah itu kami mengikuti penjelasan tentang sejarah dan perkembangan serta filosofi Faber-Castell dari Mbak Fransisca (Manager Faber Castell) dan Mas Ardi. Dari pendiri Faber-Castell  sampai pembukaan pabrik di Indonesia, yang adalah salah satu dari pabrik Faber- Castell sedunia yang ada di puluhan negara. 

Sesi workshop membuat kerajinan menggunakan Connector Pen dipandu oleh Mbak Yayuk Sri Rahayu dan Tutor bernama Rizal. 

Mewarnai dengan proses counturing, pattern, dan pointilisam |Dokpri
Mewarnai dengan proses counturing, pattern, dan pointilisam |Dokpri
Dalam sesi itu, Mas Rizal menunjukkan cara berkreasi dan mewarnai dengan connector pen. Kompasianer diminta memberi tantangan 30 detik dengan coretan awal, lalu Mas Rizal melanjutkannya menjadi sebuah gambar sempurna. Belum sampai satu menit, Mas Rizal selesai menggambar seekor naga berdasarkan "doodling" Kompasianer Zulfikar Akbar. Keren!

Dalam presentasi, pembicara mengatakan bahwa kita terlahir sebagai seniman. Namun begitu, dalam membuat karya, diperlukan observasi lebih dulu. Benar juga, bukankah anak-anak yang saya sebut di atas itu menggambar karena observasi dan penangkapan ide dari apa yang menjadi minta mereka, misalnya keingintahuan yang besar tentang dinosaurus.

Kompasianer mendapatkan banyak pengetahuan seputar sejarah perkembangan Faber-Castell dari negara asalnya (Jerman), perluasan perusahaannya, sampai dukungan Faber Castel terhadap perkembangan generasi kreatif di Indonesia. Hal ini dijelaskan oleh Pak Yandramin Halim, Managing Director PT Faber-Castell International Indonesia.

Kemajuan yang dicapai Faber Castell Internasional tidak terlepas dari totalitas kontribusi Pak Halim dalam membawa karyawan dalam perkembangan perusahaan. Dari sejak berdirinya di Indonesia, kini Faber-Castellpunya 5 pabrik di tempat-tempat berbeda. Produk Faber Castell yang pertama di Indonesia yaitu pensil hitam (tahun 1990), dan kini semakin kokoh membuat connector pen di pabrik di Cibitung. 

faber-castell-indria-connector-pen-599ddeed1ceeef1d704908f3.png
faber-castell-indria-connector-pen-599ddeed1ceeef1d704908f3.png
Prestasi terbesar yang pernah diraih Pak Halim selama berkarir di PT Faber-Castell International Indonesia, yaitu ketika para pelajar yang menggunakan produknya bisa lulus ujian. Ia merasa bangga ketika konsumen mengidentifikasikan pensil sebagai brand Faber-Castell. Inilah kekuatan yang tidak terbandingkan dengan kompetitor lain, bahwa Faber-Castell merupakan market leader terkuat sejak hampir 25 tahun ini. Ini cocok dengan apa yang diungkapkan oleh Factory Manager -- Pak Mulyadi kepada saya.

faber-castle-599ddfd75ffe1f090812e392.jpg
faber-castle-599ddfd75ffe1f090812e392.jpg
Saya bertanya, menurutnya apa yang paling berkesan bekerja di Faber Castell. Jawabnya, "Faber Castel tidak sekadar produsen barang, melainkan sebuah perusahaan yang menjadi bagian dari "proses kehidupan anak-anak Indonesia", dan hal ini karena terkait dengan penyediaan alat tulis lengkap yang erat hubungannya dengan tahapan perkembangan anak dalam pendidikannya. Faber Castell tidak terpisahkan menjadi "teman hidup" sebagian besar individu anak-anak Indonesia. Begitu kira-kira ungkapan Pak Mulyadi.

Tentang Connector Pen

 

Menggambar sebelum mewarnai (oleh Kompasianer Sellyn) |Dokpri
Menggambar sebelum mewarnai (oleh Kompasianer Sellyn) |Dokpri

Connector pen dengan ragam warnanya yang indah menjadi nilai tambah bagi pengguna. Itu sebabnya setiap kali Faber-Castell mengadakan program Connector Pen Challenge, respon masyarakat cenderung  antusias dan positif. Program ini menghasilkan aneka craft unik dan sangat menarik.  

Proses Produksi

Mendengarkan penjelasan Factory Manager: Proses Produksi| Dokpri
Mendengarkan penjelasan Factory Manager: Proses Produksi| Dokpri

Kompasianer mendapat briefing singkat tentang tata aturan tur pabrik, aturan karyawan, juga proses produksi, tahapan, lokasi, dan hal-hal terkait lainnya. Ada Standar Operating Procedures (SOP) yang harus dipatuhi karyawan, juga standar sistem keamanan kerja, kedisiplinan, dan penerapan prinsip humanis di pabrik. 

Setiap tahap Quality Control (QC) dilakukan dengan konsisten dan ketat. Setiap mesin injeksi ada instruksi kerja. Produksi marker Faber-Castell berlangsung 24 jam dari Senin sampai  Sabtu, dan itu dibagi dalam 3 shift. Selain fokus pada kepatuhan dan keamanan kerja sesuai SOP, ada perhatian mutlak bahwa material yang masuk ke pabrik harus sesuai standar kualitas Faber-Castell. Tidak heran kalau Faber-Castell menjadi jaminan mutu alat-alat tulis sedunia.

Pembuatan connector pen diawali dengan dengan injeksi, dan ini adalah proses pembuatan batang pena, tutup pena (cap), dan tombolnya (end button). Bahan bakunya berasal dari biji plastik dan master batch.

Selanjutnya adalah proses assembling -- memasukkan tinta dan filter, lalu ditutup dengan cap dan end button. Sebelum tahap akhir yang adalah pengemasan (packaging), ada proses stamping untuk pemberian logo. 

Packaging |Dokpri
Packaging |Dokpri
Keamanan Produk

Tinta Pena Faber Castell aman (Managing Director)|Dokpri
Tinta Pena Faber Castell aman (Managing Director)|Dokpri

Menurut Managing Director Faber-Castell, tinta yg digunakan Faber-Castell itu sifatnya tidak beracun (non-toxic). Saking meyakinkannya, Pak Halim pernah meminumnya dan baik-baik saja sampai kini. Tinta di Faber-Castell bisa dicuci (washable), dan ramah lingkungan. Itu artinya kalau sampai tintanya menempel di baju, baju akan bersih kembali setelah dicuci.

Pena dan Pensil di Era Digital

Mewarnai dengan tangan melatih dan menjaga kemampuan motorik, dan menajamkan kepekaan perasaan dalam arti positif. Peralatan digital tidak bisa menggantikan seni manual. Maka era digital tidak menyurutkan tingkat penjualan Faber-Castell yang justru semakin naik.

Penutup

Art for All didukung oleh Faber-Castell yang semua produk dibutuhkan dalam kegiatan para pengguna lintas usia, profesi, kebutuhan, dan semua terkait jdngan kebutuhan berkarya seni. Produk Faber-Castell memenuhi kebutuhan dalam kategori playing and learning, berupa segmen produk menggambar dan mewarnai untuk anak usia 3 sampai 12 tahun. Juga, perlengkapan untuk art and graphic bagi pengguna usia remaja dan dewasa, juga produk premium yang menangani jenis alat tulis mewah bagi kalangan profesional, eksekutif, maupun kolektor. |@Indria Salim|

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun