Mohon tunggu...
Indrian Ra
Indrian Ra Mohon Tunggu... -

Halo :) , \r\nSalam kenal, Salam santun

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Saydan, Bersabarlah..

20 April 2014   21:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Matanya yang bulat itu kembali menyapaku hari ini, dan mau-tidak-mau ikut menarik memoriku ke dalam rak-rak kenangan seperti halnya Pensieve dalam Harry Potter. Mulutku ingin sekali mengucap mantra-mantra apa saja, asal rak-rak kenangan itu tidak kembali terbongkar. Ternyata untuk sekian kalinya, tetap perasaanku yang menang.

Aku mulai menelusuri jejak A hingga Z pada jajaran rak itu. Aku tertawa renyah ketika membuka satu kenangan bersampul bunga matahari dan dedaunan tropis. Dan mengingat kembali caramu bernyanyi dengan petikan gitar yang membuat getar seluruh badanku. Ah, dan kibasan rambutmu, Sayang. Apakah masih menggoda seperti dulu ?

Aku beranjak dari satu rak, ke rak lainnya. Hingga tibalah aku di abjad terakhir yang kita ukir. Ada satu kenangan bersampul coklat dan tanpa gambar apapun disana. Aku menangis melihatnya, merasa hina, merasa durja, merasa...merasa kurang, merasa sangat tidak cukup untuk membuatnya berwarna. Aku hempaskan kenangan itu ke sudut hati yang lain. Terbakar tanganku seketika. Panas. Sakit. Aku tidak henti-hentinya mengurai air mata hingga tetesannya mampu membuat lubang menganga diwajahku.

Sambil berjalan, aku masih membawa sisa-sisa tetesan air mata ini. Dan langkahku terhenti pada satu rak. Aku tidak tahu masih ada tempat disini. Rak ini kosong, tanpa abjad, tanpa kenangan. Kubiarkan jemari-jemari ini membelai guratan kayu pada rak itu. Memoriku sekali lagi mengajak hangat untuk mengingat garis-garis wajahmu. Halusnya persis seperti kayu pada rak ini. Bersih, jujur, apa adanya.

Aku membuang air mata ku jauh-jauh. Aku berlari, mengambil cat, kuas dan sketsa. Lihat, Sayang..bunga matahari dan dedaunan tropis itu, akan hadir kembali menghiasi kita, pada abjad A hingga Z yang akan terukir pada rak ini. Segera.

Bogor, Februari 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun