Mohon tunggu...
Indri NR
Indri NR Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar Perindu Surga

Keep Writing, Keep Learning

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seruan Boikot Produk Perancis Masih Hangat Diperbincangkan

9 November 2020   18:00 Diperbarui: 9 November 2020   18:06 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Majelis Ulama Indonesia ( MUI) mengeluarkan imbauan kepada umat Islam Indonesia untuk memboikot segala produk asal negara Perancis. Selain aksi boikot, MUI juga meminta Presiden Perancis Emmanuel Macron mencabut ucapannya dan meminta maaf kepada Ummat Islam se-Dunia

Pemboikotan ini sebagaimana yang telah diserukan oleh sejumlah negara lain, seperti Turki, Qatar Kuwait, Pakistan, dan Bangladesh. Boikot ini dilakukan setidaknya hingga Macron mencabut perkataannya dan meminta maaf pada Ummat Islam dunia yang disebut berjumlah 1,9 milyar jiwa di seluruh dunia. (kompas.com, 31/10/2020)

Sebagai negara yang terbuka dengan total pangsa ekspor terhadap PDB mencapai lebih dari 30%, ekspor Prancis ke negara-negara muslim seperti Timur Tengah pasti akan mengalami penurunan.

Boikot produk Perancis adalah salah satu cara untuk membuktikan perlawanan kaum muslim terhadap kasus penghinaan Rasulullah SAW yang mulia. Meskipun dinilai beberapa pihak bahwa boikot ini tidak akan memiliki efek untuk perekonomian Perancis, kaum muslim tetap konsisten melakukannya sebagai wujud perlawanan.

Kasus penistaan yang ada tidak akan pernah berhenti selama paham kebebasan terus menjadi pegangan.  Liberalisme yang mengagungkan paham kebebasan telah banyak mencederai hati kaum muslim. Ini bukan kali pertama baginda Rasulullah SAW dihinakan. Belum hilang dalam ingatan kasus Charlie Hebdo yang juga merendahkan martabat Rasulullah yang mulia, sudah disusul dengan kasus yang saat ini didalangi oleh Presiden Perancis Macron.

Diperparah dengan paham sekulerisme yang memisahkan agama dengan kehidupan. Agama hanya dijadikan sebagai symbol,tanpa ada penerapan ajarannya secara kaffah. Maka tidak heran kaum muslim hanya sebagai kumpulan manusia yang tidak memiliki kesatuan pemikiran, perasaan serta aturan mudah untuk dijadikan korban penistaan agama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun