Mohon tunggu...
indrawan miga
indrawan miga Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis, pendidik, petani

Pernah wartawan di beberapa media cetak nasional. Kini penulis dengan peminatan topik pendidikan, pertanian, dan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa Depan Anak Berkebutuhan Khusus

6 September 2019   00:30 Diperbarui: 6 September 2019   01:44 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aqillurachman dan ibundanya Amalia Prabowo (kanan), bersama Arfi Destianti, pegiat pendidikan inklusi.   Mengapresiasi capaian seni berkualitas 

Namun, masyarakat telah terbiasa dengan klasifikasi seni normalitas. Seni yang indah, atau bernilai seni, telah ada ukuran atau standar-standarnya.  Dan perdebatan di kalangan akademisi seni pun belum berakhir tentang kehadiran seni yang tidak mainstream ini.

Bagi penyandang kebutuhan khusus dan gangguan mental -apakah melukis sebagai tujuan terapi, atau sebagai pelepasan erangan jiwa, atau memang sebuah capaian estetik-- hasil karya mereka bukanlah hal yang menjadi soal untuk diperdebatkan. 

A Study on Diego Rivera's Sunflower - Oliver A. Wihardja 
A Study on Diego Rivera's Sunflower - Oliver A. Wihardja 

Karya-karya Hana Madness, yang menyandang bipolar disorder dan skizoprenia 
Karya-karya Hana Madness, yang menyandang bipolar disorder dan skizoprenia 

Apa Serunya Normal - Aqillurachman Prabowo, acrylic, 200x200 cm 
Apa Serunya Normal - Aqillurachman Prabowo, acrylic, 200x200 cm 

Karya-karya penyandang keterbatasan itu disebut sebagai karya seni Artbrut, Outsider Art, Raw Art, atau Marginal Art,  maknanya karya seni yang dibuat oleh pegiat yang bukan berlatar seni dan/atau tidak mengacu pada konsep seni akademik pada umumnya. 

Karya Artburt dahulu antara lain diperoleh dari pasien rumah sakit jiwa,  orang terpasung yang telah terbebaskan,  dari pusat-pusat rehabilitasi mental, hingga para seniman kriminal yang stres tertekan di penjara.

Masih dipertanyakan: layakkah karya seni hasil terapi psikologis masuk kategori seni? Soalnya, isinya kan sebagai pelampiasan mimpi dan obsesi lantaran keterbatasan  mental sahaja. Mereka bekerja dalam keterisolasian atau kesendirian, melukis otodidak tanpa melalui proses kreatif sebagaimana proses kreatifitas dalam pembentukan budaya pada umumnya.

Menurut Jean Couteau, kurator pameran "Pasung Kapal Lepas-Outsider Artpreneur 2019" ini,  sejak akhir Perang Dunia II jagat seni dunia Barat telah menghargai karya-karya seniman yang gandrung ke pendekatan  artbrut atau outsider art.  

Disebutkan nama seniman bergaya surealis atau abstrak kelas dunia seperti Andre Masson, Joan Miro, seniman bergangguan mental Adolf Wolfli, dan yang amat terkenal Salvador Dali, yang juga melukis sebagai penjelajahan psikologis jauh di bawah alam kesadaran. 

Ratusan Jiwa dalam Satu Badan - Aqillurachman Prabowo, disleksia 
Ratusan Jiwa dalam Satu Badan - Aqillurachman Prabowo, disleksia 
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun