Bismillah,
Sudah jadi rahasia umum, kembali kita memiliki Wapres yg hanya mengisi jabatannya saja. Kerja, kerja, kerja, ya hanya kerja untuk dirinya sendiri (mungkin) seperti buruh pabrik yg datang dan pulang sesuai absen saja, cuma buruh pabrik masih ada target capaian minimal rutinitas kerja, nah ini udah jauh banget dari level buruh pabrik, gak jelas apa yg dilakukannya, apa capaian nya, lha kok masih duduk santai aja di jabatannya. Ironis nya lagi dia salah satu ulama yg waktu itu digandeng memang untuk meraih suara umat islam yg mayoritas di negeri ini.
Cukup dulu mungkin jaman Pak Harto dengan Pak Try Sutrisno, dan juga Pak Budiono jaman SBY yang juga pendiam. Namun sekarang terlalu banyak issue yg dilewatkan entah sengaja atau tidak yg notabene beliau selaku wapres yg juga ulama lah kok diam saja saat umat islam negeri ini dikorek-korek, ulamanya dinistakan, ulamanya ditangkap dengan alasan yg lucu, terlalu gamblang keanehannya, tp Bapak ini tetap diam saja.
Diam itu emas, mungkin ini prinsipnya sebab dengan diam maka pundi-pundi emas nya aman.
Yg menjadi harapan rakyat kepada beliau sirna sudah, hilang harapan pembelaan, penjagaan, pengayoman umat islam yg masih mayoritas di negeri ini. Lebih parah lagi Menag yg mencoba plural namun tidak strategis dan salah kaprah, sebaliknya malah hanya memicu perdebatan bahkan cacian rakyat. Namun posisinya masih tetap aman saja.
Ancaman untuk MUI pun yg notabene beliau masih menjabat (saat ini) sebagai ketua Dewan Pertimbangan MUI, kok juga diam saja.
Diam itu emas, kalau tidak diam emasnya berkurang.