Mohon tunggu...
Indrawadi Mantari
Indrawadi Mantari Mohon Tunggu... -

Citijen Journalism dan Humas Univ.Bung Hatta Padang

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah Gempa Padang 7.9 SR Padang, 30 September 2009

30 September 2011   03:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:29 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh :

Indrawadi

Humas Universitas Bung Hatta/ Citijen Journalist

Rabu, 30 Setember 2009, paginya aku berada di kampungku Baso Kab-Agam, hari itu kami sekeluarga mengadakan tahlilan 40 hari meninggalnya orang tua laki-lakiku. Siangnya aku kembali berangkat ke Padang dan harus kembali ke Kampus Universitas Bung Hatta, untuk meliput kegiatan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru masih berlangsung dan akan ditutup sore harinya.

Aku pulang kampung dengan menggunakan sepeda motor, dengan pertimbangan lebih cepat dan anti macet serta alasan klasik irit biaya, tidak ada juga salahnya, karena pulang sendirian, istri ku tidak ikut pulang kampung, karena putri sulungku tidak mau meliburkan sekolahnya.

Usai lohor, aku berangkat lagi menuju Padang, yang aku perkirakan jika tidak halangan, sekitar jam 14.00 WIB, sudah akan sampai di kampus, dan masih bisa mengikuti dan mengambil dokumentasi kegiatan kemahasiswaan tersebut.

Disepanjang perjalanan, sepertinya ada sesuatu yang kurang lazim, tetapi aku mengannggap hal itu biasa. Jalur Padang-Bukittinggi yang biasanya padat, saat itu sangat sepi sekali, artinya tidak sepadat biasanya, pikirku saat itu karena tengah hari jelang sore, biasa saja karena rata-rata semua orang masih sibuk dengan aktifitasnya masing.

Di SPBU Pasar Usang, aku sempat mengisi bensin, dan juga sempat bertanya pada petugas SPBU, " ba-a da, ba mangko agak taraso langang-langang sajo" tanyaku. "Iyo Da, agak lain lo pado biasonyo" jawab petugas SPBU tersebut.

Sesampai di simpang jalan By Pass Duku, aku jadi ragu dan melambatkan motor, apakah akan terus ke kampus atau pulang dulu. Rumah ku di kawasan Banuaran Lubug Begelung, via By Pass akan lebih cepat dan dekat kalau dari Simpang Duku tersebut.

Masih dalam keraguan, akhirnya aku belokkan saja motor menempuh jalur By Pass menuju Lubug Begalung, sepanjang perjalanan terasa lengang, karena jalan lurus mulus bahkan sepeda motorpun sempat aku pacu mencapai 100 KM/jam, tak hanya itu saja, perempatan-perempatan yang ada lampu merahnya pun aku terobos, karena sepi.

Akhirnya sekitar jam 14.15 WIB aku sampai juga di rumah, dan melepas lelah sejenak. Aku menelpon salah seorang panita pelaksana staff Humas UBH Daus Tombol tentang acara di kampus, dan katanya penutupan acara mungkin akan di percepat, di percakapan telpon aku juga katakan, agak letih dan tanpa kehadiranku apakah dia bisa menghandel acara penutupan tersebut. Dia setuju dan tidak masalah, karena masih ada teman yang akan membantu dia mengambil dokumentasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun