Mohon tunggu...
indra Tranggono
indra Tranggono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Melawan Kawan Sendiri

30 November 2024   18:42 Diperbarui: 3 Desember 2024   17:48 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kenangan. (Sumber: freepik.com via kompas.com)

Menjelang tahun baru, ada kenangan yang mencuat di dalam benak Sonya, isteri Duras, mantan tokoh aktivis yang pada era Orde Baru gigih menentang penguasa.

Di rongga ingatan Sonya, terserak sisa-sisa pesta tahun baru. Beberapa botol bir, anggur, potongan-potongan kambing guling, cemilan dan buah-buahan.

 "Semoga tak ada lagi pesta tahun baru di rumah kita. Kita hanya kebagian sampah. Sedang mereka hidup serba melimpah." ujar Sonya.

Duras diam. Ia masih mengenang pesta tahun baru bersama teman-teman yang jumlahnya 15 orang, setahun lalu. Kenangan-kenangan pun timbul tenggelam. Kuliah. Pacaran. Demonstrasi. KKN. Wisuda. Atau aksi sosial. 

Kini semua sudah bekerja. Jadi dosen, pengusaha, tokoh partai, anggota DPR, LSM, wartawan dan seniman. Semuanya boleh dikatakan sukses. 

Rata-rata sudah punya rumah dan mobil. Bisa menyekolahkan anaknya di luar negeri. Hanya Duras lah yang paling miskin: ia buka toko kelontong di rumah.

Banyak kawan yang menawari Duras pekerjaan. Mereka tidak tega melihat seniornya itu hidup pontang-panting. Namun, semua tawaran ditolak. 

Duras bilang, "Biarkan saya hidup begini. Saya sangat bahagia." Semasa kuliah, Duras lah yang mendidik kawan-kawannya itu jadi mahasiswa yang cerdas sekaligus peduli pada masyarakat, khususnya wong cilik. Duras lah yang membawa mereka demonstrasi, menentang pemerintah yang korup dan menindas kebebasan. Beberapa dari mereka, akhirnya jadi tokoh mahasiswa yang vokal. Mereka itu kini aktif di partai dan beberapa duduk di parlemen.

Untuk mengenang masa-masa indah itu, Duras dan kawan-kawan selalu bikin pertemuan setiap tahun baru. Acara rutin itu sudah digelar belasan kali. 

Semua kawannya selalu datang, jika tidak berhalangan. Namun dalam setiap pesta, Duras selalu sedih karena satu persatu kawannya 'hilang'. Noradin, Hermas, Lukson, Margabur ditangkap karena terlibat korupsi. Begitu juga Gladyiz, Buras, Nerna, Eva, Korsad dan Argaz. Semua meringkuk di penjara. Jumlah temannya terus menyusut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun