Mohon tunggu...
indra Tranggono
indra Tranggono Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

hobi menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Seni Artikel Utama

Komikus Hasmi, Lebih dari Legenda "Gundala"

24 November 2024   13:29 Diperbarui: 24 November 2024   22:13 715
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kediaman Hasmi, pencipta komik Gundala, di Kelurahan Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta, Selasa (9/9/2014). (Foto: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO) 

Hasmi menggali dan mengeksplorasi mitos-mitos Jawa. Misalnya kesaktian Gundala berupa kemampuan menangkap petir yang diilhami mitos Ki Ageng Selo. Legenda itu sangat populer di masyarakat Jawa, termasuk generasi Hasmi (generasi 1960-an).

Dorongan menciptakan Gundala, diakui Hasmi merupakan jawaban atas  kebutuhan masyarakat atas kehadiran superhero, layaknya superhero yang diimpor dari Barat: Flash Gordon, Superman, Batman dan lainnya.

Pada tahun 1969 ketika menciptakan komik Gundala Putra Petir , Hasmi telah memiliki gagasan kreatif tentang science fiction (fiksi ilmiah). Yakni fiksi spekulatif  yang membahas pengaruh sains dan teknologi terhadap kehidupan masyakarat dan individu. Misalnya film Star Trek, Star Wars, dan lainnya. Tentu, ide Hasmi tersebut tidak lahir dari ruang kosong. Hasmi adalah komikus yang memiliki pengetahuan luas karena suka membaca dan nonton film.

Namun sebagai kreator Hasmi melakukan eksplorasi. Di situ pengetahuan yang diserap dari Barat (dunia modern) bertemu dengan pengetahuannya tentang budaya lokal Jawa. Terjadilah dialog budaya yang melahirkan komik Gundala Putra Petir.

Gundala Putra Petir  menceritakan tentang penelitian dan eksperimen yang dilakukan ilmuwan Ir Sancaka (yang kemudian menjelma menjadi tokoh Gundala). Dia menciptakan serum anti petir yang membuat tubuhnya menjadi tahan terhadap arus listrik. Ini berlanjut dengan  pertemuan misterius Sancaka dengan Dewa Petir. 

Selain diangkat menjadi anaknya, Dewa Petir juga memberi Sancaka "kesaktian" berupa kecepatan kilat dan kekuatan petir. Dengan kekuatannya yang dahsyat itu Gundala menumpas kejahatan. Selain Gundala, Hasmi juga menciptakan komik Maza Si Penakluk,  Jin Kartubi, Pangeran Mlaar, Merpati, Sembrani dan Kalong.

Gagal Jadi Insinyur

Hasmi lahir di Yogyakarta 25 Desember 1946,   dengan nama Isman Surasa Dharmaputra. Namun, karena sering sakit, nama kecil itu pun diubah  orang tuanya menjadi Harya Suraminata. 

Pada saat itu muncul anggapan bahkan keyakinan bahwa  anak yang sering sakit disebabkan oleh faktor nama "besar"  yang disandangnya. Orang Jawa  menyebutnya  kabotan jeneng atau "terbebani nama yang terlalu tinggi maknanya". Adapun nama Hasmi sendiri sejatinya merupakan singkatan dari Harya Suraminata. Di kalangan pergaulan dia dipanggil Nemo.

Bakat, kemampuan dan minatnya di bidang seni lukis sudah tampak semasa Hasmi masih bocah. Dia suka menggambar. Kemampuan itu terus terbawa saat dia sekolah di SD Negeri Ngupasan 2, SMP  BOPKRI dan SMA BOPKRI I Yogyakarta.

Selepas SMA, cita-cita menjadi insinyur (seperti gelar yang dimiliki tokoh fiktif Sancaka atau Gundala) mendorong Hasmi mendaftar  Fakultas Teknik UGM Yogyakarta. Namun dia tidak lolos test. Hasmi pun banting stir, kembali pada hobi dan kemampuannya: melukis. Maka, pada tahun 1967, masuklah dia di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI Yogyakarta, kini menjadi bagian dari Institut Seni Indonesia/ISI Yogyakarta).  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun