Mohon tunggu...
Indrato Sumantoro
Indrato Sumantoro Mohon Tunggu... Insinyur - Pengamat Aspal Buton

Lulusan Teknik Kimia ITB tahun 1976 Pensiunan PT Chevron Pacific Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Hanya Ada Satu Jalan untuk Aspal Buton

12 Desember 2019   08:26 Diperbarui: 24 Desember 2019   06:13 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Slogan yang diusung salah satu Ojek Online adalah "Pasti ada jalan". Tetapi untuk aspal Buton, slogan yang diusung adalah "Hanya ada satu jalan". Apakah ada perbedaannya ? Sebenarnya slogan "Pasti ada jalan" berlaku juga untuk aspal Buton. Namun orang pasti akan bertanya lagi: "Jalan yang mana ?". "Apakah Anda ingin melewati jalan yang jauh, tetapi lancar ?". "Atau apakah Anda ingin melewati jalan yang dekat, tetapi macet ?". Oleh karena itu slogan yang terasa lebih pas untuk aspal Buton adalah "Hanya ada satu jalan". Orang pasti akan bertanya lagi : "Apakah jalan yang satu itu ?". "Apa hubungannya antara jalan yang satu dengan Ojek online ?".

Sebenarnya masalah aspal Buton ini dapat kita selesaikan dengan belajar dari fenomena Ojek Online. Dahulu kala sebelum ada teknologi aplikasi, yang ada hanyalah Ojek Pangkalan. Tetapi sekarang ini setelah adanya teknologi aplikasi muncullah Ojek Online. Dengan adanya kemajuan teknologi, yang dahulunya Ojek Pangkalan dianggap masih cukup bagus, tetapi sekarang sudah dianggap ketinggalan jaman. Karena sekarang sudah ada yang jauh lebih bagus, lebih efektif dan efisien, dan juga lebih ekonomis; yaitu Ojek Online. Ini adalah kenyataan hidup yang tidak dapat kita hindari lagi. Dengan adanya Ojek Online, maka terbuka banyak sekali lapangan kerja di mana-mana. Dan masyarakat luas pun juga banyak yang merasa terbantu, karena dapat mencapai tujuannya dengan cara yang lebih cepat dan murah. Di sisi lain, tentu saja ada juga yang merasa dirugikan dengan adanya Ojek Online ini. Karena yang sebelumnya mendapatkan penghasilan dari usahanya, tetapi sekarang setelah ada Ojek Online, penghasilannya berkurang, atau bahkan hilang sama sekali. Akhirnya pun supir Ojek Pangkalan, dan para pencari kerja yang lainnya, beralih profesi menjadi supir Ojek Online agar dapur rumah tangga mereka masih tetap bisa berasap. Tetapi bagi orang yang tidak mau "hijrah", terpaksa harus "gigit jari". Mereka berharap akan ada orang awam yang tidak mempunyai telpon genggam, dan mereka terpaksa harus tetap menggunakan Ojek Pangkalan.

Ini adalah ilustrasi fakta kehidupan nyata yang harus kita sadari, dan harus bisa diterima oleh setiap orang. Tentunya masih banyak lagi contoh-contoh lain yang menunjukkan bahwa setiap detik nafas yang kita hembuskan sebenarnya itu merupakan suatu perubahan. Barang siapa yang tidak ingin berubah, maka dia akan ditinggalkan. Dan barang siapa yang mampu berubah, dia akan tetap bisa terus bertahan hidup. John F. Kennedy, seorang Politikus dan Presiden Amerika Serikat yang ke 35 (1917-1963) mengatakan:" Perubahan adalah hukum kehidupan. Dan mereka yang hanya melihat ke masa lalu atau masa sekarang pasti akan melewatkan masa depan".

Kalau kita kembali ke masalah aspal Buton, selama ini sudah banyak sekali produk-produk aspal Buton yang sudah dipakai dalam pembuatan jalan-jalan. Mulai dari aspal Buton butiran, hingga Cold Paving Hot Mix Asbuton (CPHMA), dan masih ada beberapa jenis aspal Buton  lainnya. Tetapi pemakaian produk-produk aspal Buton ini masih belum mampu ditingkatkan. Meskipun sudah banyak sekali diadakan "Workshop" dan "Forum Group Discussion", dan sudah ada Peraturan-peraturan Daerah yang mendorong untuk menggunakan aspal Buton. Bahkan himbauan dari Bapak Presiden Joko Widodo, dan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Bapak Luhut Panjaitan, untuk meningkatkan produksi aspal Buton untuk mengurangi impor aspal minyak. Tetapi kelihatannya produksi aspal Buton masih tetap saja stagnan. Berbagai solusi dan inisiatif sudah diupayakan semaksimal mungkin, namun baik pemerintah, pengusaha, produsen, maupun konsumen masih tetap merasa kebingungan. Sebenarnya aspal Buton ini mau berjalan ke arah mana ? Apakah aspal Buton ingin melewati jalan yang jauh, tetapi lancar ? Atau apakah aspal Buton ingin melewati jalan yang dekat, tetapi macet ? Kok kelihatannya jalan yang ditemukan adalah jalan buntu ? Akibat dari kebingungan ini, tidak terasa aspal Buton sebentar lagi akan merayakan usianya yang ke 100 tahun atau 1 abad  pada tahun 2024 nanti. Mengapa memerlukan waktu yang begitu lama dan panjang hanya untuk mengambil sebuah keputusan ?. Slogan aspal Buton adalah "Hanya ada satu jalan". Tidak ada pilihan jalan lain. Kalau rakyat Indonesia bertanya: " Aspal Buton ingin melewati jalan yang mana ?". "Jalan yang jauh, tetapi lancar ?" "Atau jalan yang dekat, tetapi macet  ?". Aspal Buton akan menjawab dengan mantap: "Aspal Buton akan melewati jalan yang terdekat dan lancar, karena hanya ada satu jalan untuk aspal Buton".

Untuk mencapai suatu tujuan yang jelas, tentunya kita harus menganalisa alternatif-alternatif apa saja yang kita miliki terlebih dahulu. Kemudian kita baru akan memilih dan memutuskan alternatif mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhan kita. Tujuan kita sekarang adalah untuk memproduksi aspal Buton untuk menggantikan aspal minyak impor yang jumlahnya lebih dari 1 juta ton per tahun. Alternatif-alternatif apa yang kita miliki ?.

Alternatif-alternatif yang kita miliki adalah sebagai berikut:

Alternatif 1: Memproduksi Aspal Buton Granular

Alternatif 2: Memproduksi Aspal Buton Semi Ekstraksi

Alternatif 3: Memproduksi Aspal Buton "Full" Ekstraksi

Alternatif mana yang terbaik, yang akan mampu menggantikan aspal minyak impor lebih dari 1 juta ton per tahun ? Kalau kita ingat perkataan John F. Kennedy:" Perubahan adalah hukum kehidupan. Dan mereka yang hanya melihat ke masa lalu atau masa sekarang pasti akan melewatkan masa depan". Maka aspal Buton granular dan aspal Buton semi ekstraksi adalah produk-produk masa lalu dan masa sekarang. Sedangkan aspal Buton "full" ekstraksi, atau alternatif 3, adalah produk masa depan. Oleh karena itu hanya ada satu pilihan bagi kita semua bahwa untuk mencapai tujuan aspal Buton mampu menggantikan aspal minyak impor lebih dari 1 juta ton per tahun, maka kita harus melewati jalan yang terdekat dan lancar, alias melalui jalan aspal Buton "full" ekstraksi. Apakah aspal Buton "full" ekstraksi itu ? Aspal Buton "full" ekstraksi itu dapat diumpamakan sama seperti halnya dengan kasus Ojek Online. Dimana dengan adanya kemajuan teknologi, maka sesuatu yang sebelumnya dianggap sudah cukup bagus, tetapi sekarang sudah dianggap ketinggalan jaman. Aspal Buton dapat diproses menjadi aspal Buton "full" ekstraksi melalui teknologi ekstraksi. Produk yang dihasilkan adalah aspal Buton murni dalam bentuk cair yang memiliki kandungan bitumen 100%. Dengan berbagai metoda modifikasi aspal Buton "full" ekstraksi dapat dibuat setara atau lebih baik dari pada aspal minyak.

Pertanyaan yang masih belum terjawab sekarang adalah jalan mana yang terdekat dan lancar ? Semua jalan-jalan kelihatannya macet. Tidak ada jalan terdekat yang lancar. Apakah kita harus menunggu 1 abad lagi untuk bisa sampai ke tujuan ? Untuk menjawab pertanyaan ini, biar Eyang Mahatma Gandhi, seorang Politikus dari India (1869-1948) yang akan menjawabnya :" Kita harus menjadi perubahan yang ingin kita lihat di dunia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun